JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menyebut PAN dan Golkar bisa membentuk poros politik sendiri.
Adi menyatakan kedua partai itu tak buru-buru mengumumkan nama tokoh yang akan diusung sebagai bakal calon presiden (bacapres) karena gabungan jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mereka saat ini telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
"Saya bisa memahami kenapa PAN dan Golkar tidak buru-buru mengumumkan jagoan mereka, karena gabungan dua partai ini ternyata dalam hitungan kursi di DPR saat ini kalau kita buka, itu cukup memenuhi ambang batas presiden 20 persen," kata Adi dalam Kompas Petang Kompas TV, Jumat (28/4/2023).
"Artinya PAN dan Golkar ini nggak perlu pusing-pusing ke PDIP, nggak perlu pusing-pusing ke Gerindra karena bisa membuat poros sendiri," imbuhnya.
Ia mengungkapkan, jumlah kursi PAN di DPR ada 44, sedangkan Golkar 84 kursi.
"Kalau tidak salah PAN itu jumlah kursinya 44, ditambah kursi Golkar 84, itu kalau dijumlahkan sepertinya di atas ambang batas 20 persen," terangnya.
Menurut Adi, PAN dan Golkar perlu memikirkan perhitungan yang lebih panjang terkait sikap politik mereka pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024.
Baca Juga: Airlangga dan Prabowo Dikabarkan akan Bertemu, Ketua DPP Golkar: Kemungkinan Koalisi Sangat Terbuka
Ia menilai, PAN dan Golkar juga perlu memikirkan tentang suara Pemilu Legislatif (Pileg) agar dapat meningkatkan jumlah wakil mereka di parlemen, selain memikirkan strategi memenangkan capres-cawapres di Pilpres 2024.
"Bagi saya nggak begitu sederhana, karena PAN atau pun Golkar ini tentu butuh momentum politik, ini bukan hanya soal bagaimana memenangkan Pilpres 2024, tapi PAN dan Golkar berpikir, kalau mereka tidak punya orang atau jagoan capres yang diasosiasikan sebagai bagian dari PAN atau dari Golkar, khawatir kalau suara pileg mereka itu tidak signifikan," jelasnya.
Dua partai tersebut, kata Adi, juga memikirkan tentang "insentif" di Pileg 2024 apabila mengusung nama capres dari dalam partai mereka sendiri.
"Karena bagi mereka, mengusung ketua umum mereka, mengusung elite di antara asosiasi dengan PAN adalah juga penting," tegasnya.
Menurut dia, Pemilu 2024 merupakan momentum bagi partai politik untuk tidak hanya memikirkan tentang pemenangan capres-cawapres, namun juga cara menambah suara di Pileg.
"Kalau hanya sekadar buru-buru dan ingin nyaman misalnya, ya Golkar dan PAN cukup mendukung nama capres yang memiliki elektabilitas tinggi dan mungkin akan menang," terangnya.
Ia meyakini PAN dan Golkar berharap suara mereka di Pileg 2024 akan naik.
Baca Juga: PPP Dukung Ganjar Pranowo, Bagaimana dengan Golkar?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.