JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah warga angkat bicara terkait wacana relokasi permukimannya imbas tragedi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023).
Respons warga pun beragam, ada yang pasrah hingga bersedia pindah asal bukan di Rumah Susun (Rusun).
Sikap pasrah ditunjukan Muhammad Syairuddin (54). Dia mengatakan akan menerima relokasi tersebut karena tak punya pilihan lain usai rumahnya dilalap si jago merah.
"Setelah insiden kebakaran, hal yang paling saya butuhkan adalah tempat tinggal. Tidak di sini pun sepertinya tidak mengapa. Sebab rumah menjadi kebutuhan paling penting sekarang," kata Syairuddin, Minggu (5/3/2023), dikutip dari Kompas.com.
Senada dengan Syairuddin, Eni (45), yang juga terdampak kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang juga mengaku pasrah jika harus direlokasi.
"Ya, apa kata nasib saja kalau itu sih (direlokasi)," kata Eni.
Meski mengaku pasrah, namun jika boleh memilih, Eni berharap jika yang direlokasi bukan permukiman warga, melainkan Depo Pertamina tersebut.
"Kalau boleh memilih, mending deponya yang dipindah. Saya ada sertifikat tanah sendiri. Sudah ada puluhan tahun di situ," jelasnya.
Sementara itu, Ryan (34), pemilik usaha warkop di Jalan Tanah Merah mengaku berat jika harus direlokasi atau pindah dari wilayah tersebut.
Pasalnya selain untuk berdagang, warkop itu juga ia gunakan sebagai tempat tinggalnya bersama sang istri.
"Berat lah, orang udah lama di sini," kata Ryan, Minggu, dikutip dari Tribunnews.
Namun, Ryan mengaku akan mengikuti instruksi pemerintah bila relokasi yang dilakukan berlangsung adil dan tempat yang diberikan layak untuk ditinggali.
Baca Juga: Energy Watch Nilai Relokasi Warga Sekitar Depo Plumpang Jadi Opsi Paling Strategis, Ini Alasannya
Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.