JAKARTA, KOMPAS.TV - Program yang dibuat tidak sejalan menjadi salah satu faktor yang membuat partai besar ditinggal oleh basis massa pemilihnya.
Peneliti Senior Litbang Kompas Toto Suryaningtyas menjelaskan partai besar dan punya identitas ideologis memiliki basis massa yang tetap.
Basis massa ini sudah terbentuk oleh berbagai hal, mulai dari ketokohan, kesukaan terhadap partai.
Di sisi lain basis massa partai besar ini juga diisi oleh swing voter atau pemilih rasional yang dapat berubah pilihan sesuai dengan ide atau gagasan partai.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas soal Elektabilitas Parpol Jelang Pileg: PDI-P, Gerindra, & Golkar Tertinggi!
Hal-hal ini, sambung Toto, yang membuat dinamika di partai Nasdem dan Demokrat dari hasil survei litbang Kompas pada Januari 2023.
Diketahui dalam survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Partai Nasdem sebesar 7,3 persen atau mengalami kenaikan dibandingkan hasil survei yang sama pada periode 24 September-7 Oktober 2022 sebesar 4,3 persen.
Sedangkan Demokrat mengalami penurunan dibanding survei periode 24 September-7 Oktober 2022.
Elektabilitas Demokrat pada Februari 2023 ini sebesar 8,7 persen atau menurun jika dibandingkan Oktober 2022 sebesar 14 persen.
Baca Juga: Elektabilitas Menurun, Demokrat Berencana Ajak Anies untuk Ikut Kegiatan Partai
"Deklarasi Anies Baswedan itu ada dampaknya, karena angkanya melompat 3 persen dari 4,3 menjadi 7,3 persen. Lompatan 3 persen itu signifikan karena Nasdem itu belum pernah mendapat lompatan 3 persen," ujar Toto di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Selasa (21/2/2023).
Toto menambahkan di sisi lain Demokrat mendapat penurunan 5,3 persen padahal dalam tiga survei terakhir Demokrat mendapat kenaikan.
Faktor penyebabnya adalah merosotnya pemilih Anies Baswedan di Demokrat.
"Suaranya pindah ke Nasdem, tapi kita tidak bisa memastikan satu per satu ya. Tapi gelagatnya statistiknya demikian," ujar Toto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.