JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan 49 unit helikopter untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun 2023.
Menurut Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, persiapan pencegahan itu dilakukan karena curah hujan pada tahun ini diprediksi akan menurun dan Indonesia akan mengalami kondisi lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya.
Hal itu, menurut dia, menyebabkan potensi terjadinya karhutla juga semakin tinggi karena kondisi lahan akan ikut kering jika curah hujan menurun.
Baca Juga: Kasad Tinjau Lokasi Rawan Karhutla
"Tahun 2023 diprediksi cuaca kemaraunya lebih tinggi dibanding tahun 2022, 2021 dan 2020. BNPB siapkan langkah-langkah pencegahan agar karhutlanya dapat dikendalikan dan diatasi," ujar Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2023 di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Jumat (20/1/2023), dikutip dari keterangan tertulis BNPB.
Ia menambahkan, pihaknya menyiapkan lebih banyak helikopter sebagai langkah antisipasi.
"Rencana 2023, kita akan menyiagakan lebih banyak helikopter, 49 unit helikopter. Jika masih kurang, BNPB akan berupaya memenuhi kebutuhan," kata Suharyanto.
"Helikopter untuk patroli dan water bombing, kemudian melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk merekayasa cuaca, termasuk menyiapkan dana siap pakai untuk operasional," lanjutnya.
Kepala BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah agar menetapkan status kedaruratan, karena BNPB belum bisa memberikan dukungan jika belum ada status tersebut.
"Dana BNPB bisa mendukung masuk ke daerah, syaratnya jika sudah ada status siaga darurat atau tanggap darurat," pungkasnya.
Sementara itu, upaya penanganan karhutla pada tahun 2022 dinilai cukup berhasil. Lahan yang terbakar pun menurun dibandingkan tahun 2021.
Baca Juga: KSAD Dudung Pantau Udara ke Kawasan Rawan Karhutla di Jambi
Pada 2022, BNPB menurunkan 55 unit helikopter water bombing dan 33 unit untuk patroli. Luas lahan terbakar menurun dari 358.867 hektare pada 2021 menjadi 204.894 hektare pada 2022.
Faktor alam juga mempengaruhi turunnya luas lahan terbakar. Pada 2022, kondisi cuaca relatif lebih basah daripada tahun sebelumnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.