JAKARTA, KOMPAS.TV - Keterangan Richard Eliezer atau Bharada E mengenai keberadaan perempuan yang menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, adalah keterangan jujur dan bukan rekayasa atau perintah.
Hal ini ditegaskan pengacara Eliezer, Rory Sagala. Ia menyatakan keterangan tersebut merupakan bagian dari konsekuensi kliennya sebagai seorang justice collaborator.
"Jadi semua yang diketahui tidak ada yang disembunyikan, yang disampaikan itu akan disimpulkan oleh majelis hakim," ujar Rory dalam program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Kamis (8/12/2022).
Rory juga menegaskan, sejak awal kliennya konsisten memberikan keterangan secara jujur terkait peristiwa pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Baca Juga: Misteri Perempuan Menangis di Rumah Pribadi Sambo
Termasuk soal perintah tembak dari Ferdy Sambo yang dibantah saat mantan Kadiv Propam Polri itu dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf, Rabu (7/12/2022).
Saat memberikan kesaksian, kata Rory, Eliezer menyatakan Ferdy Sambo memerintahkannya untuk menembak Brigadir J. Bahkan dalam persidangan, sambungnya, Eliezer memperagakan instruksi Sambo.
Kalau ada perbedaan keterangan, Rory meyakini hakim punya penilaian terhadap seluruh keterangan yang diberikan terdakwa maupun saksi.
"Saya yakin majelis hakim akan lebih menilai keterangan dari klien kami adalah fakta yang sebenarnya," ujar Rory.
Baca Juga: Pengacara Richard Eliezer Ungkap Fakta Baru dari Sidang Saksi Ferdy Sambo
Adapun sosok perempuan yang menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo masih menjadi misteri. Keterangan tentang perempuan tersebut diungkap Eliezer saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana dengan terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf, Rabu, 30 November 2022.
Eliezer mengungkapkan, suatu hari sekitar sebulan sebelum penembakan Yosua, dirinya, Brigadir J, dan ajudan Sambo yang lain bernama Mathius, diminta untuk mengawal Putri Candrawathi dari rumah di Jalan Saguling menuju rumah di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
Namun, ketika itu rombongan Eliezer, Yosua, Putri, dan Mathius tak langsung menuju ke rumah Bangka. Mereka berputar-putar dulu di daerah Kemang yang tak jauh dari rumah.
Begitu tiba di rumah Bangka, Richard Eliezer mengaku melihat raut wajah Putri berubah menjadi marah. Tak lama, Ferdy Sambo tiba di rumah itu, dia juga tampak marah.
Baca Juga: Detik-Detik Richard Eliezer Menahan Tangis Ceritakan Peristiwa Penembakan Yosua Hutabarat!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.