JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan transformasi Muhammadiyah dalam lima tahun terakhir.
Menurutnya Muhammadiyah bertransformasi menjadi maju, modern dan profesional.
Hal ini disampaikan Haedar saat membuka Tanwir Muhammadiyah pada hari pertama rangkaian Muktamar ke-48, di Auditorium Djazman Al-Kindi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat (18/11/2022).
"Alhamdulillah kami jadi saksi gerakan Muhammadiyah lima tahun terakhir ini dari jamaah, ranting, cabang, daerah, wilayah dengan seluruh komponen bergerak berirama, dinamis dan ada dinamika tetapi semuanya membawa pada perubahan-perubahan ke arah yang berkemajuan," kata Haedar.
"Sampai kami memformulasikannya pada hari-hari jelang Muktamar saja, tiada hari tanpa peresmian, tiada hari tanpa groundbreaking peletakan batu pertama, dan tiada hari tanpa kegiatan yang menunjukkan etos kemajuan Muhammadiyah."
Adapun salah satu yang disinggungnya yakni, pada satu hari menjelang Muktamar, tepatnya Kamis (17/11), Haedar masih melakukan ground breaking untuk pembangunan dua gedung baru Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.
“Sampai saya berseloroh mungkin pada pembukaan muktamar kalau enggak dicegah akan ada peletakan batu pertama, itu lah Muhammadiyah,” ucapnya.
Baca Juga: Hari Ini Muktamar ke-48 Muhammmadiyah dan Aisyiyah di Solo Dimulai, Berikut Agenda Lengkapnya
Dia menjelaskan, dinamika ini lahir dari semangat untuk transformasi secara tersistem dari Aceh sampai Papua dan seluruh kawasan di Indonesia.
"Dinamika itu hidup begitu rupa. Dan ini bukan soal fisik, tapi ada ruh di dalamnya, ada jiwa, ada state of mind," ujarnya.
Haedar pun meyakini Muhammadiyah kini akan berbeda dnegan Muhammadiyah di masa depan.
"Seperti pesan Kiai Ahmad Dahlan, ‘Muhammadiyah hari ini akan berbeda dengan Muhammadiyah di masa depan. Maka aku titipkan Muhammadiyah kepadamu’, dan titipan itu menjadi ghirah, menjadi ruh, himmah bagi seluruh kader, anggota dan pimpinan dari pusat sampai ke tingkat bawah bahkan ke mancanegara," ujarnya.
Merawat nilai luhur ini, kata dia, sangatlah penting dan tidak mudah karena proses internalisasi nilai sekaligus pelembagaan nilai di tubuh Muhammadiyah harus terus dilangsungkan dan dijaga.
"Muhammadiyah 100 tahun telah menjelma menjadi pergerakan yang melampaui organisasi dan bukan semata-mata organisasi. Pergerakan itu terjadi persambungan value atau klimaks yang hidup Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang melekat di dalamnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, setelah tertunda dua tahun karena Pandemi Covid-19, Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 akhirnya resmi digelar ditandai dengan berlangsungnya Tanwir Muhammadiyah yang digelar hari ini.
Sebagai Tanwir terakhir bagi kepengurusan PP Muhammadiyah periode 2015-2020, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar menyampaikan terima kasih atas partisipasi semua pihak untuk mensukseskan Muktamar.
“Atas nama PP Muhammadiyah, saya menyampaikan terima kasih pada panitia penerima dan panitia pusat, SC, dan panitia pemilihan serta seluruh pimpinan wilayah, daerah, cabang, ranting dan amal usaha serta ortom, majelis lembaga dan biro yang telah berpartisipasi dan sepenuhnya menjalankan tugas untuk melaksanakan Muktamar, termasuk di dalamnya Tanwir hari ini sebagai amanat Persyarikatan untuk membawa Muhammadiyah makin maju pada masa yang akan datang,” kata Haedar.
Baca Juga: Tanwir Resmi Dibuka, Ini 92 Nama Calon Sementara Pimpinan Muhammadiyah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.