JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan sikap tegas mengenai sikap politik NU. Sebagai organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, memang kerap ditarik-tarik untuk berpihak kepada salah satu partai politik atau terlibat dalam kandidasi pemilu presiden.
Namun, Gus Yahya menegaskan bahwa NU tidak akan menjadi basis konsolidasi politik praktis. Menurutnya, tidak akan adil bagi bangsa dan negara, jika NU berpihak kepada kekuata politik tertentu.
Baca Juga: NU Tegaskan Netral di 2024, Pengurus Harus Mundur JIka Urus Parpol
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi nara sumber di program Satu Meja The Forum edisi "R20 dan Arah Politik NU" bersama jurnalis senir Harian Kompas Budiman Tanuredjo.
Dia pun menegaskan Nahdlatul Ulama tetap akan netral, termasuk menjelang tahun politik Pemilihan Umum 2024. NU menarik batas yang tegas dengan kekuatan politik manapun termasuk dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan oleh para tokoh NU.
Baca Juga: Gus Yahya soal Politik Identitas: Dorong Demokrasi yang Lebih Rasional, Bukan Latar Belakang Agama
Menurutnya, tetap netralnya NU merupakan bentuk tanggung jawab, sekaligus agar fungsi NU tetap maksimal di tengah masyarakat,
Dia menjelaskan, bahwa menurut hasil survei mayoritas penduduk Indonesia juga mengaku sebagai "orang" NU. Berkaca dari survei soal banyaknya masyarakat yang mengidentifikasikan diri sebagai NU, maka NU pun harus tetap netral.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.