JAKARTA, KOMPAS.TV - Total ada 45 ditembakkan gas air mata yang dilontarkan aparat dalam Tragedi Kanjuruhan. Dalam jumlah tembakan itu, diprediksi amunisi yang terlontar ke Aremania sebanyak 135 kali.
Selain itu, selama proses penembakan gas air mata, polisi juga sempat jeda sejenak dan mampu kuasai Stadion Kanjuruhan, khususnya di lapangan saat Aremania yang masuk ke lapangan, namun gas air mata kembali ditembakkan ke lapangan.
Hal itu diungkap oleh Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, saat merilis hasil kesimpulan akhir investigasi Tragedi Kanjuruhan pada hari ini, Rabu (2/11/2022)
"Pertama kali, 11 Kali tembakan dilakukan selama 9 Detik ke Tribun Selatan," papar Anam, Rabu, diikuti dari Breaking News Kompas TV.
Ia lantas menyebutkan, dalam 45 kali tembakan gas air dari aparat tersebut, ia memprediksi ada 135 proyektil amunisi terlontar ke arah para suporter.
"Kalau lihat karakter senjata, sekali tembak ada yang keluar dua (amnunisi) dan keluar 5, karakter amunisinya bisa pecah, plesbol," paparnya.
"Ada yang super plesbol. Kalau 45 tembakan gas air mata, kalau kira-kira 3 aja amunisi keluar. Kurang lebih 135 kali, tapi itu asumsi. Angkanya tidak konsisten," tambah anam.
Baca Juga: Komnas HAM Simpulkan Tragedi Kanjuruhan Pelanggaran HAM: Tembakan Gas Air Mata Aparat Berlebihan
Anam lantas menyebutkan, tembakan ke Tribun Selatan dan Utara terjadi 21 kali.
"Diperikirakan yang itembakan ke tribun selatan dan utara 21 Kali. Lalu dua menit berikutnya, kembali ditembakkan," ungkapnya.
"Jadi ada jedanya, setelah ditembakkan sekali kali gas air mata ditembakkan, lau berhenti, lalu stadion dikuasai, lalu ditembakkan kembali gas air mata," paparnya.
Ia lantas menjelaskan, maka dari itu, Komnas HAm ungkap soal sifat berlebihan dari aparat soal gas air mata jadi pemicu Tragedi Kanjuruhan.
"Tragedi Kanjuruhan ini penggunaan gas air mata dilakukan aparat terjadi sangat berlebihan," paparnya.
Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kelam 1 Oktober 2022 lalu usai laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Saat ini korban yang jatuh sebanyak 135 jiwa melayang, termasuk anak-anak dan perempuan.
Ratusan korban lainnya masih luka-luka dan sampai kini disebut masih banyak trauma.
Baca Juga: Komnas HAM Ungkap Fakta PT LIB dan Indosiar Cuma Peduli Komersil, Abaikan Keselamatan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.