JAKARTA, KOMPAS.TV - Subvarian baru Covid-19 membuat kasus harian di beberapa negara kembali meningkat.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan sudah ada 24 negara yang melaporkan kenaikan kasus Covid-19 dari varian baru XBB atau BA.2.10, mutasi dari subvarian BA.2 Omicron.
Salah satu negara yang melaporkan lonjakan kasus Covid-19 akibat varian XBB yakni di Singapura.
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes, Achmad Farchanny Tri Adryanto menjelaskan di negara tetangga, sudah mengalami peningkatan kasus Covid-19 setelah ditemukannya subvarian XBB.
Baca Juga: Awas, Sudah Masuk Indonesia! Varian Omicron XBB Disebut Lebih Cepat Menular, Ini Gejalanya
Dalam data Kemenkes tren kasus di Singapura mencapai 8.056 kasus dan 73,3 persen kasus didominasi varian XBB.
Farchanny membeberkan di Indonesia sudah ditemukan empat kasus dengan varian XBB. Tiga kasus positif XBB ditemukan di DKI Jakarta. Sementara satu kasus lainnya berasal dari Jawa Timur dan positif XBB.1.
Tiga pasien memiliki gejala ringan seperti batuk, pilek dan demam. Sedangkan satunya tidak bergejala Covid-19.
"Dua di antaranya memiliki riwayat perjalanan dari Singapura," ujar Farchanny, Kamis (27/10/2022). Dikutip dari Antara.
Baca Juga: Kemenkes Tegaskan Gangguan Ginjal Akut Pada Anak Tak Terkait Vaksinasi dan Covid-19
Farchanny menjelaskan hingga Kamis (27/10), tingkat positivity rate di Indonesia meningkat jadi 10,23 persen.
Menurutnya kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia lebih dominan dari sub varian Omicron BA.5. Namun masyarakat perlu waspada dengan kemunculan varian Omicron XBB.
"Kalau yang XBB baru terlaporkan empat. Ini memang sejak awal sudah disampaikan oleh para pakar memang virus ini, akan terus bermutasi," ujarnya.
Baca Juga: Merebak di Singapura, Menkes Budi Gunadi Sebut Covid-19 Varian Omicron XBB Telah Masuk Indonesia
Farchanny mengingatkan untuk tidak abai dalam menerapkan protokol kesehatan. Begitu juga vaksinasi harus diperkuat, agar bisa mengatasi beragam varian Covid-19 akibat mutasi.
Hal itu secara ilmiah terbukti dapat meringankan keparahan dan karakter dari virus tersebut.
Ia juga meminta masyarakat tidak meremehkan varian XBB karena tingkat penularannya yang sangat cepat, sehingga Indonesia tidak lagi menghadapi gelombang Covid-19 saat memasuki awal tahun baru 2023.
"Kalau secara global atau di Indonesia, kasusnya ini memang cenderung meningkat. Jadi kami menyampaikan kepada masyarakat Indonesia ayo kita mulai lebih waspada lagi," ujar dia.
Baca Juga: Pemerintah Utamakan Vaksin Covid-19 Dalam Negeri untuk Program Vaksinasi Nasional, Ada 2 Merek
Sebelumnya Kemenkes mengumumkan tambahan tiga kasus konfirmasi positif sub varian omicron XBB.
Kasus tersebut merupakan transmisi dari dalam negeri dan luar negeri. Dengan demikian hingga Selasa (25/10) total ada empat pasien semuanya bergejala ringan seperti batuk dan pilek.
Tiga dari empat pasien varian XBB berlokasi di DKI Jakarta dengan dua pasien transmisi lokal dan satu pasien transmisi luar negeri. Sisanya satu pasien lagi berlokasi di Surabaya dengan transmisi luar negeri.
Seluruh pasien bergejala ringan seperti batuk dan pilek. Saat ini seluruh pasien varian XBB sudah sembuh dan hanya melakukan isolasi mandiri, tidak dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan data Cov-Spectrum per tanggal 19 Oktober 2022, enam dari 24 negara yang melaporkan memiliki proporsi kenaikan kasus tertinggi akibat varian XBB adalah Bangladesh 100 persen, Singapura 73,30 persen, India 16,70 persen, Kamboja 7,10 persen, Australia 3,30 persen dan Austria 2,50 persen.
Sedangkan delapan negara yang menunjukkan adanya tren kenaikan kasus positif Covid-19 yakni Singapura, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Kanada, Selandia Baru, Brunei Darussalam dan Indonesia.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.