Kompas TV nasional rumah pemilu

Pemilih Demokrat, PKS dan Gerindra Menguat ke Anies, Pemilih Nasdem Justru ke Ganjar

Kompas.tv - 25 Oktober 2022, 14:56 WIB
pemilih-demokrat-pks-dan-gerindra-menguat-ke-anies-pemilih-nasdem-justru-ke-ganjar
Anies Baswedan saat ditetapkan menjadi bakal calon presiden (capres) dari Partai Nasdem pada Senin (3/10/2022). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam survei Litbang Kompas Oktober 2022 yang dirilis hari ini, Selasa (25/10/2022) disebutkan, pemilih dari partai Demokrat, PKS dan Gerindra kian menguat ke Anies Baswedan sebagai Capres 2024. 

Namun, pemilih Nasdem justru menempatkan Anies Baswedan di posisi ketiga.

Anies menempati posisi kertiga dalam komposisi pemilih partai Nasdem dalam Survei Litbang Kompas, di bawah dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di posisi pertama dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di posisi kedua. 

"Jika dilihat dari sisi responden pemilih Anies, justru pemilih Demokrat dan PKS, bahkan Gerindra, yang paling banyak memberikan dukungan," tulis Litbang Kompas dilansir dari Kompas.id.

Dalam analisis itu disebutkan, pemilih dari ketiga partai tersebut sudah mencapai separuh lebih dari pemilih Anies.

Sementara porsi responden pemilih Nasdem hanya menyumbang empat persen dari pemilih Anies.


 

"Artinya, jika wacana koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS terbentuk, secara kedekatan dengan pemilihnya memang ada sinyal, antara pilihan partai dengan calon presiden, terutama yang terjadi di pemilih Demokrat dan PKS yang menyumbang lebih banyak terhadap elektabilitas Anies," ujarnya. 

Adapun pemilih Nasdem justru mengarah tertinggi ke Ganjar sebanyak 26,9 persen. Sedangkan angka elektoral dukungan pemilih Nasdem ke Anies sebesar 15,4 persen.

"Dua nama yang berada di atas Anies, yang paling banyak dipilih konstituen Nasdem, adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan tingkat keterpilihan 26,9 persen dan Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan angka 17,3 persen," ujarnya. 

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Anies Kalah dengan Ganjar dan Prabowo di Pemilih Nasdem

Pemilih Nasdem vs Deklarasi Anies 

Pada akhirnya, lanjut analisis Survei Litbang Kompas, keputusan Partai Nasdem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden makin memberikan insentif pada keduanya.

"Meskipun demikian harus juga diakui potensi kehilangan suara pemilih bagi Nasdem tetap dimungkinkan terjadi," tulis analis Survei Litbang Kompas.

Survei tersebut menangkap, hampir 38,5 persen pemilih Nasdem akan berpotensi beralih memilih partai politik lain jika calon presiden yang diusung Nasdem tidak mereka kehendaki.

"Namun, di sisi lain bagi Partai Nasdem ini menegaskan, pilihan terhadap Anies, meskipun kekuatan kursinya masih belum memenuhi syarat 20 persen pengajuan calon presiden, partai ini mampu “memecah kebuntuan” soal bursa calon presiden yang masih belum jelas," lanjut analisis itu. 

Meskipun demikian belum ada kecenderungan keputusan mendeklarasikan Anies ini mampu memberikan efek elektoral pada Nasdem.

Baca Juga: Demokrat Hormati Keinginan PKS ingin Duetkan Anies dengan Aher

Setidaknya hasil survei Kompas yang digelar 24 September – 7 Oktober 2022 ini memberikan sinyal elektabilitas Nasdem relatif masih stabil dibandingkan survei Juni 2022.

Terlepas dari hasil survei, langkah Nasdem ini tentu berorientasi pada insentif elektoral pada partai.

Sementara bagi Anies Baswedan, deklarasi ini makin menegaskan dan memastikan langkahnya pasca mengakhiri periode pemerintahannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2022 lalu. Jadi siapa yang diuntungkan?

"Bisa jadi baik Nasdem maupun Anies tetap akan mendapatkan insentif maupun disinsentif dari deklarasi ini. Namun, tentunya keduanya akan dihadapkan pada tantangan, yakni bagaimana merealisasikan deklarasi ini dengan memastikan “setengah” tiket sisanya untuk memastikan Anies nanti berlaga dalam pemilihan presiden 2024," tutur analisis itu. 

Sebagai informasi, survei periodik Litbang Kompas ini melalui wawancara tatap muka diselenggarakan Litbang Kompas pada 24 September 2022 hingga 7 Oktober 2022. Survei sebelumnya sejak Oktober 2019. 

Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak melalui metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi. 

Menggunakan metode ini pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error sekitar 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. 

Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. 




Sumber : Kompas TV/kompas.id




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x