JAKARTA, KOMPAS.TV - Paracetamol dalam bentuk sirop ramai jadi perbincangan akhir-akhir ini karena diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak.
Bahkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Selatan mengimbau kepada seluruh orang tua untuk sementara waktu menggunakan obat paracetamol dalam bentuk tablet yang digerus.
Rupanya, tahun lalu tepatnya Oktober 2021, paracetamol juga bikin heboh setelah sejumlah peneliti menemukan kandungan itu dalam konsentrasi tinggi di Muara Angke dan Ancol, Jakarta.
Peneliti yang terlibat dalam studi yang terbit di jurnal Science Direct pada Agustus 2021 hanya bisa mengungkap dugaan sumbernya berdasar telaah kajian ilmiah yang pernah dilakukan sebelumnya.
"Kita tidak melakukan penelitian dari mana sumbernya. Tapi secara teori, ada banyak sumber yang bisa mencemari Teluk Jakarta dengan paracetamol," ungkap Prof. Dr. Zainal Arifin, peneliti oseanografi BRIN dalam webinar bertajuk "Limbah Farmasetika di Perairan Teluk Jakarta", Senin 4 Oktober 2021, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Wakil Ketua DPR ke Pemerintah: Pelarangan Obat Paracetamol Jangan Abu-abu
"Kita peneliti hampir setuju bahwa 60-70 persen pencemaran di laut sumbernya datang dari daratan atau antropogenik (dilakukan manusia)," imbuh Zainal.
Artinya, kemungkinan besar paracetamol berasal dari gaya hidup masyarakat di sekitar Jabodetabek.
Sebagai contoh, obat-obatan kedaluwarsa atau rusak yang dibuang sembarangan.
Dugaan kedua, instalasi pembuangan air limbah yang tidak optimal.
Zainal menjelaskan, paracetamol tidak bisa terendapkan oleh jaring limbah yang saat ini digunakan. Dari kasus ini, diperlukan inovasi teknologi baru untuk menangani masalah tersebut.
Sementara itu, Dr. Wulan Koaguow yang juga peneliti oseanografi BRIN dan terlibat dalam penelitian tersebut menambahkan bahwa sebenarnya semua obat-obatan bisa menjadi kontaminan lingkungan.
Baca Juga: Anggota Komisi IX DPR: BPOM Harus Tanggung Jawab Atas Peredaran Sirup Paracetamol
Paracetamol merupakan salah satu emerging contaminants atau sangat berisiko mencemari lingkungan.
"Tentu saja, sumber dari mana asal paracetamol yang kami sebutkan masih dugaan. Maksud kami dugaan, kami mengacu berdasar telaah pustaka yang ada. Itu bukan data kami. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sumbernya," ungkap Wulan dalam kesempatan yang sama.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.