Jokowi sedianya telah memberitahukan pengawalnya untuk tidak menjaga dia berlebihan, apalagi saat tengah blusukan. Namun, ia mengaku hal itu kadang tidak berhasil.
Akhirnya, seusai Jokowi diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2014 oleh KPU, ia pun mengganti Teddy sebagai koordinator tim pengamanannya.
Hal ini dilakukan Jokowi agar dapat selalu dekat dan mendengar suara rakyat.
"Saya hanya ingin tetap bisa mendengar rakyat, bisa salaman dengan rakyat. Itu saja," ucap Jokowi kala itu.
Diberitakan sebelumnya, Teddy Minahasa telah resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba.
Menurut Dirnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Juharsa, Teddy ditetapkan sebagai tersangka setelah polisi melakukan gelar perkara kasus tersebut.
Keterlibatan Teddy dalam jaringan gelap narkoba ini terungkap setelah tim dari Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya menangkap sejumlah warga sipil serta tiga anggota polri yang berpangkat Bripka, Kompol, dan AKBP. Adapun Polri berpangkat AKBP ini merupakan mantan Kapolres Bukittinggi berinisial D.
Dalam kasus ini, Mukti menyebut, Teddy Minahasa menjadi pengendali penjualan barang bukti (BB) sabu seberat 5 kg.
Dia menuturkan dari 5 kg sabu tersebut 3,3 kg sudah diamankan pihak kepolisian
"Dan 1,7 kg sabu sudah dijual dan diedarkan di Kampung Bahari," jelasnya, Jumat (14/10) malam.
Sebagai informasi, Teddy sebelumnya telah ditunjuk untuk menjadi Kapolda Jawa Timur, menggantikan Irjen Nico Afinta.
Namun karena terjerat kasus narkoba, Kapolri Jenderal Listy Sigit Prabowo pun telah membatalkan penunjukan Irjen Teddy Minahasa sebagai Kapolda Jawa Timur dan menunjuk Irjen Toni Hermanto untuk menduduki jabatan tersebut.
Baca Juga: Kompolnas Sebut Irjen Teddy Minahasa Terancam Dipecat, Sorot Penanganan Barbuk Narkoba di Kepolisian
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.