JAKARTA, KOMPAS.TV – Temuan gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) pada anak beberapa hari ini cukup mengejutkan berbagai pihak, terutama orang tua.
Bahkan, disebut sebagai gangguan ginjal akut misterius karena tidak ditemukan penyebab yang biasanya timbul pada anak-anak yang mengalami AKI berdasarkan investigasi yang dilakukan para dokter.
Dokter spesialis anak FX Wikan Indrarto mengatakan, penyebab pasti AKI belum diketahui, termasuk kecurigaan makanan atau minuman yang sering dikonsumsi anak yang juga belum terbukti.
“Yang perlu diwaspadai orang tua adalah gejala klinis yang muncul. Harus memberikan asupan cairan yang memadai dan periksa ke dokter terdekat,” tuturnya saat dihubungi Kompastv, Jumat (14/10/2022).
Gejala klinis yang dimaksud adalah mirip dengan penyakit infeksi pada umumnya yang sering dialami pada anak seperti diare, dehidrasi, hingga pendarahan yang hebat.
Sementara, BPOM dalam rilis resminya mengimbau masyarakat agar lebih waspada, menggunakan produk obat yang terdaftar yang diperoleh dari sumber resmi, dan selalu ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat.
Baca Juga: Aman! BPOM Pastikan Obat Batuk Ini Tak Terdaftar di Indonesia, Sebabkan Anak Gagal Ginjal di Gambia
Lebih lanjut, Wikan menjelaskan, gangguan ginjal akut ini dapat diartikan penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi ginjal.
“Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN) dan/atau penurunan sampai tidak ada sama sekali produksi urin,” ujarnya.
AKI bukan merupakan penyakit primer dan tidak mungkin terjadi tanpa penyakit lain yang mendasarinya. Penyakit yang mendasari AKI sangat beragam dan berbeda antar kelompok usia anak-anak.
Pada kelompok Balita, penyebab AKI di komunitas adalah gangguan hemodinamik misal akibat diare dengan dehidrasi, syok pada infeksi dengue, dan kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih yang berat.
Sedangkan, pada anak lebih besar sampai remaja, AKI komunitas lebih banyak disebabkan oleh penyakit ginjal seperti glomerulonefritis akut.
“Beragamnya gejala itu dapat menjadi petunjuk dugaan penyebab AKI berupa adanya suatu infeksi di awal yang kemudian mengalami komplikasi AKI,” ujarnya.
Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada bulan September tahun 2022, terdapat 74 kasus Acute Kidney Injury Progressive Atypical yang telah dilaporkan.
Penyakit ini ditemukan sebagian besar pada anak laki-laki dengan usia di bawah 6 tahun tanpa riwayat komorbid.
Jumlah kasus
Diketahui, total anak yang menderita AKI sebanyak 131 sejak Januari lalu. IDAI menyebut beberapa pasien sudah sembuh, di samping ada juga yang masih menjalani perawatan.
“Di Januari-Juli itu angka kematiannya mungkin sekitar 30 persen,“ kata Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr. Eka Laksmi Hidayati, dalam jumpa pers pada Selasa (11/10).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.