JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua DPP NasDem Willy Aditya menyesalkan pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan soal "biru" lepas dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Willy mengatakan bahwa jika konteks pernyataan Hasto didasarkan pada pendeklarasian Anies Baswedan sebagai capres oleh NasDem, dia menyayangkan absennya Gerindra dalam pernyataan Hasto.
“Ini ekspresi dari omongan yang bersangkutan, itu yang kemudian sangat disesalkan omongan itu keluar, karena kalau kita lihat yang mendeklarasikan capres itu bukan hanya NasDem,” kata Willy dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (10/10/2022).
Baca Juga: Momen Sekjen PDIP Hasto Sebut ‘Biru’ Lepas dari Pemerintahan Jokowi
“Tapi juga Gerindra sudah mendeklarasikan Pak Prabowo. Apakah omongan tersebut keluar terhadap Pak Prabowo? Kan tidak terjadi,” sambungnya.
Lebih lanjut, Willy bilang, pernyataan yang dilontarkan oleh Hasto adalah politik rendahan.
“Maka kemudian, ini narasi minor seperti ini, kalau saya menggunakan bahasa Bung Karno, ini politik rendahan, politik yang hanya seputar kekuasaan kementerian semata, politik yang hanya berbicara lingkar kekuasaan semata,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengajak semua partai politik untuk membangun suasana politik yang baik.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal "biru" lepas dari pemerintahan presiden saat menjelaskan tentang lukisan Peristiwa 10 November 1945 di kantor DPP PDIP.
Dia mengibaratkan partai biru dengan insiden perobekan warna biru pada bendera Belanda di Hotel Yamato pada 1945 silam.
Baca Juga: Hasto Perkirakan PDIP Akan Umumkan Capres Pada Juni 2023
Hasto menyertakan narasi tersebut dalam tanggapannya terkait pendeklarasian Anies Baswedan sebagai capres yang diusung oleh NasDem.
"Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru," kata Hasto Kristiyanto.
"Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri," kata Hasto.
Namun, Hasto enggan menyebut secara gamblang siapa 'partai biru' yang dimaksud. Dia hanya mengatakan bahwa terkadang apa yang terjadi di masa lalu bisa terjadi di masa depan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.