MALANG, KOMPAS.TV - Dua pemuda asal Probolinggo, Jawa Timur bernama Haidullah dan Rizak terpisah dengan temannya ketika kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) terjadi.
Mereka memilih menunda kepulangannya ke daerah asal untuk menanti kabar seorang temannya yang hilang tersebut.
Seperti dilaporkan Surya Malang, dua pemuda tersebut sempat mendatangi RS Wava Husada Kepanjen, tempat para korban Kanjuruhan dirawat.
Baca Juga: Kericuhan Kanjuruhan: Wagub Emil Dardak Sebut Korban Tewas 174 Orang, 8 Rumah Sakit untuk Rujukan
"Saya nyari teman saya. Kemarin terpisah," ungkap Haidullah dikutip dari Surya, Minggu (2/10).
Beberapa cara sudah dilakukannya untuk menemukan kawannya itu. Ketika Haidullah mencoba menelpon ponsel rekannya, panggilan masuk, tetapi tak ada jawaban dari sana.
"Semoga hanya kesasar saja. Soalnya dia hanya membawa HP dan tidak ada identitasnya," lanjutnya.
Baca Juga: Bonek Turut Berduka atas Tragedi Kanjuruhan: Sepak Bola Bukan Tempat Bertarung Nyawa
Haidullah bersama dua rekannya menonton pertandingan Arema vs Persebaya dengan duduk di Tribun Pintu 12, Stadion Kanjuruhan.
Usai pertandingan, sejumlah suporter tampak menuju ke lapangan. Petugas menembakkan gas air mata ke arah suporter di Pintu 12.
"Polisi bertindak karena banyak yang melanggar di mana ada yang turun ke lapangan," katanya.
Baca Juga: Penggunaan Gas Air Mata saat Bubarkan Kericuhan di Kanjuruhan Dinilai Sebagai Pelanggaran
Ia menduga, saat kejadian itu kondisi temannya panik dan terpisah dari keduanya.
Haidullah juga sempat terpisah dengan rekan-rekannya. Beruntung ia akhirnya bertemu dengan Rizak.
Sebelum ke RS Wava Husada Kepanjen mereka juga sudah mencari kawannya ke RSUD Kanjuruhan untuk teman mereka.
Haidullah menceritakan, temannya baru berusia 13 tahun dan merupakan siswa kelas 8 SMP.
Sumber : Surya Malang
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.