Lebih lanjut, Viva meyakini pemilu bisa berjalan integritas dan berkualitas jika parpol, Bawaslu dan lembaga pemantau pemilu mengawasi proses pemilu dengan baik.
"Saya yakin jika partai politik, Bawaslu, lembaga pemantau pemilu, pers, dan seluruh lembaga negara yang berwenang mengawasi proses pemilu dengan baik, maka akan dapat menghindari kecurangan, manipulasi, rekayasa, intimidasi, buy vote, sehingga jalannya pemilu dapat berkualitas dan berintegritas," imbuhnya.
Baca Juga: Demokrat Bantah SBY Pernah Atur Pilpres 2009: Buktinya Mega Jalan Sama Prabowo, JK dan Wiranto
Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV dalam Rapimnas Partai Demokrat, SBY menyatakan bakal turun gunung. Hal ini lantaran dia mengaku mendapat informasi ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa diselenggarakan dengan tidak jujur dan adil.
Video pidato itu viral di media sosial, termasuk diunggah oleh akun Instagram DPD Partai Demokrat Sumatera Utara, @pdemokrat.sumut.
Dalam video itu, SBY menyatakan berdasarkan informasi yang diterima, Pilpres 2024 konon akan diatur sehingga hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dikehendaki
"Informasinya, Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri, bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak-injak hak rakyat bukan," ujar SBY.
Ia mengatakan, pemikiran seperti itu adalah sebuah kejahatan karena menurutnya rakyat lah yang memiliki hak untuk memilih dan dipilih.
SBY juga mengaku tidak pernah melakukan hal serupa selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada 2004 hingga 2014.
"Selama 10 tahun lalu kita di pemerintahan dua kali menyelenggarakan Pemilu termasuk Pilpres, Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," ujar SBY.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.