"Mungkin ada kaitannya dengan Indonesia, tapi apakah orang Indonesia atau orang Indonesia yang tinggal di luar atau orang asing yang benar-benar tinggal di luar, masih perlu didalami lagi," lanjut Heru.
"Tapi memang dari kicauannya, dari pernyataannya dan data-data yang dibuka, menandakan bahwa sebenarnya dia tahu tentang Indonesia karena ada tokoh-tokoh yang sebenarnya tidak ditokohkan di Indonesia tapi dibuka datanya karena mungkin ramai di media sosial atau mungkin dia tahu siapa orang tersebut," terangnya.
Baca Juga: Pemuda Cirebon Bantah Disebut Sebagai Hacker Bjorka: Lebih Suka Ngedit
Salah satu data yang dibuka oleh Bjorka adalah milik Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan soal sertifikat vaksin.
Saat ditanya apakah data yang dibuka Bjorka valid atau tidak, Heru menjawab, "Kalau valid atau tidak ya tergantung memang."
"Kalau kita lihat, biasanya para peretas atau para hacker itu tidak melakukan peretasan yang kemudian di buka pada hari itu juga."
"Biasanya mereka mengumpulkan data dari berbulan-bulan, bertahun-tahun kemudian dia buka pada saat yang tepat atau dia butuhkan."
"Bisa jadi sertifikat vaksin yang disampaikan oleh peretas atau melalui Bjorka, ini bisa jadi data yang valid saya pikir."
"Walaupun dalam perjalanannya, data ini mungkin data satu tahun yang lalu atau dua tahun yang lalu sehingga updating-nya tidak sempat ter-capture," tuturnya.
Baca Juga: Pemuda Asal Cirebon Bantah dengan Tegas Tuduhan Dirinya sebagai Bjorka: Bukan Saya!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.