JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar keamanan siber mengatakan bahwa kebocoran data masyarakat Indonesia yang mencapai 1,3 miliar data dan dijual di situs Breach Forums tidak ada hubungannya dengan password atau kata sandi pengguna.
"Ini enggak ada hubungannya sama password, karena bocornya itu dari platform-nya penyelenggara sistem elektronik, yang kita belum tahu ini dari mana bocornya," kata Pakar Keamanan Siber Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC Pratama Persadha kepada KOMPAS TV, Senin (5/9).
Ia juga mengungkapkan bahwa lembaganya telah memeriksa sampel data yang diberikan oleh hacker penjual data tersebut dan hasilnya menunjukkan bahwa data tersebut valid.
Pratama juga menegaskan bahwa data berukuran 87 gigabit tersebut pasti berasal dari pemerintah.
"Pasti ini milik pemerintah, enggak mungkin enggak. Siapa yang menyimpan data sebesar ini, pasti milik pemerintah," tegasnya.
Ia beralasan, data yang dijual oleh akun bernama Bjorka itu berisi data registrasi SIM Card atau kartu seluler masyarakat Indoesia yang dahulu diharuskan melakukan registrasi untuk membatasi kepemilikan nomor ponsel.
Baca Juga: Dituding Sumber Kebocoran Miliaran Data Registrasi SIM Card, Kominfo Membantah
"Artinya ini adalah data masyarakat kita, yang dulu kita dipaksa untuk registrasi SIM card yang dibatasi, setiap warga negara nomornya maksimal tiga, sehingga kita meregistrasikan NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan (nomor -red) KK (Kartu Keluarga) kita ke masing-masing operator," kata Pratama di Sapa Indonesia Malam, Senin (5/9/2022).
Ia juga mempertanyakan letak penyimpanan data pribadi masyarakat Indonesia tersebut yang menurutnya masih menjadi misteri.
Di dalam ruang penyimpanan tersebut, kata dia, ada semua data dari berbagai operator yang ada di Indonesia.
"Artinya si hacker mendapatkan data ini dari satu sumber," ujarnya.
Sebelumnya, sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia Johnny G Plate mengimbau masyarakat Indonesia untuk rutin mengganti kata sandi untuk menjaga data pribadi.
"One time password, harus selalu diganti, harus kita jaga agar tidak diterobos," kata Johnny, Minggu (4/9/2022).
Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga NIK masing-masing.
"NIK kita jangan sampai kita gunakan tidak di bawah kontrol kita. Gunakan untuk hal-hal tepercaya dan dibutuhkan," terangnya.
Baca Juga: 1,3 Miliar Data Registrasi Kartu SIM Warga Indonesia yang Diduga Bocor Dijual Seharga Rp744 Juta
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.