JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi VII DPR RI Sartono Hutomo mengaku terkejut saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada akhir pekan lalu.
Seperti dijelaskan dalam publikasi di laman resmi DPR, Minggu (4/9), Sartono menyebut pemilihan waktu pengumuman seolah tak mempertimbangkan kegiatan ekonomi masyarakat.
"Biasanya kenaikan harga BBM dilakukan di pergantian hari, untuk mempermudahkan adaptasi dari kenaikan harga," kata Sartono.
"Ini di siang hari, mendadak. Bayangkan rakyat kecil seperti supir angkot, supir truk, dan lain-lain yang di tengah perjalanan harus menyesuaikan," imbuh politisi dari Fraksi Partai Demokrat itu, terkait kenaikan harga BBM yang berlaku mulai Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB.
Baca Juga: Laba Pertamina Melejit, tapi Kalah Jauh dengan Petronas Malaysia, Ini Perbandingannya
Selain kaget dengan momentum, Sartono juga menilai keputusan pemerintah merugikan masyarakat.
Harga pertalite dan solar yang melambung, menurutnya akan berpengaruh terhadap angka belanja masyarakat Indonesia, termasuk warga kelas menengah.
Legislator dari Dapil Jawa Timur VII itu mengatakan, "Penahanan belanja masyarakat akan berimbas pada terpukulnya permintaan industri manufaktur."
Dengan demikian, serapan tenaga kerja juga ikut terganggu, sehingga target-target pemulihan ekonomi pemerintah, justru tidak sesuai target yang dicangkan.
"Kami akan terus mendorong pemerintah meningkatkan kemampuan penyaluran subsidi BBM, agar semakin tepat sasaran dan meminimalkan kebocoran yang ada. Kenaikan bukanlah solusi yang dikehendaki rakyat," tandasnya.
Baca Juga: BBM Naik, Tarif Angkutan Barang Juga Naik 25 Persen Mulai Hari Ini
Baca Juga: Respons Intelijen Hadapi Gelombang Demo Tolak Kenaikan BBM di Berbagai Daerah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.