JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Sosial (Kemensos) sedang menelusuri data beras bantuan Presiden Joko Widodo yang dikubur di lapangan di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok.
Mensos Tri Rismaharini menyatakan pihaknya telah membentuk dua tim untuk menelusuri temuan beras bantuan Presiden Jokowi yang ditemukan di Sukmajaya, Depok.
Tim pertama ditugaskan untuk mengecek adminstrasi terkait proses kontrak dengan Perum Bulog, sedangkan tim lain mengecek ke lokasi apakah benar beras bansos tersebut merupakan dari Kemensos.
Baca Juga: Ungkap Kasus Temuan Beras Bansos, Polisi Sebut Beras yang Dikubur Sebanyak 289 Karung!
Menurut Risma Kemensos memang membuat kontrak dengan Bulog untuk pengadaan beras bansos, namun proses distribusi diserahkan sepenuhnya kepada Bulog.
Seperti kontrak pada bulang Agustus hingga Oktober 2020, Kemensos memberikan bantuan 15 Kilogram beras untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Dalam kontrak tersebut diketahui Bulog menyerahkan penyaluran bansos melalui PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) dan PT Dos Ni Roha (PT DNR).
Namun, sambung Risma, untuk beras yang ditemui dikubur pihaknya masih mencari data apakah beras tersebut merupakan bantuan presiden melalui Kemensos.
Baca Juga: Geger! Warga Depok Temukan 1 Ton Paket Sembako Terkubur Dalam Tanah di Kawasan Kalimulya
"Kita masih proses pengumpulan data tersebut terkait penyaluran bansos yang dari Bulog," ujar Risma.
Risma menambahkan penerlusuran data yang dilakukan tim pertama ini nantinya akan bekerja sama dengan Bareskrim Polri.
Selanjutanya hasil penelusuran di lokasi penemuan beras bansos dikubur, tim kedua menduga paket bansos tersebut bukan milik Kemensos.
Baca Juga: JNE Sebut Beras Bansos yang Ditimbun Rusak Saat Distribusi dari Bulog, Menko PMK Buka Suara!
Sebab diketahui beras bantuan Presiden Jokowi yang disalurkan terdapat label atau stiker dari Kemensos.
Tak hanya itu dari penjelasan Bulog, perusahaan plat merah tersebut tidak hanya menyiapkan bantuan beras kepada masyarakat dari program pemerintah pusat, melakinkan juga dari program pemerintah daerah.
Meski begitu, dugaan paket bansos yang dikubur bukan milik Kemensos masih terus didalami dikarenakan tim saat ini masih bekerja.
"Supaya kita juga Bu Risma lepas tangan, tidak seperti itu. Kita fair saja kita tidak tahu, tetapi saat dilihat memang tidak ada (stiker atau label Kemensos). Tetapi apakah itu dilepas juga kita tidak tahu," ujarnya.
Baca Juga: Geger Temuan Beras Bansos Presiden Dikubur di Depok, JNE Buka Suara, Klaim Tak Ada Pelanggaran
Lebih jauh Mensos Risma memastikan beras bansos yang dikubur tersebut merupakan barang yang diganti.
Hasil penelusuran yang didapat beras tersebut adalah paket yang rusak saat pengiriman JNE ke penerima manfaat.
JNE yang menjadi bagian dari penyaluran beras bansos juga telah mengganti paket tersebut.
Baca Juga: Bulog Salurkan Bantuan Beras 10 Kg untuk 595.032 KPM di Solo
Menurut Risma JNE membeli paket beras bansos yang sama dari Bulog, sedangkan beras yang rusak sepenuhnya dimiliki oleh JNE.
"Beras tersebut sudah diganti oleh paket yang sama yang masih bagus. Karena beras basah itu kesalahan operasional JNE dan tidak dibebankan ke pemerintah. Atas kejadian tersebut telah dibayar ke pemerintah," ujar Risma
"Jadi beras yang ditimbun milik pihak JNE bukan milik pemerintah karena sudah dibayar JNE," sambung Risma.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.