“Kami juga mendalami spektrum sebelum hari H, sebelum Jumat itu (Hari Brigadir J tewas, 8 Juli 2022) kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa, itu salah satu yang penting,” ucap Choirul Anam.
“Misalnya begini, ini kondisinya pakai bercanda-bercanda, ketawa- ketawa atau tegang, itu kami tanya, ternyata di berapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa-tertawa."
Baca Juga: Makam Brigadir J Mulai Dibongkar untuk Keperluan Autopsi Ulang, Diwarnai Tangis Histeris Ibunda
Tak hanya itu, Choirul Anam mengaku Komnas HAM juga menarik spektrum yang lebih luas dengan menggali keterangan perihal Irjen Ferdy Sambo ke Magelang.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka melengkapi rangkaian pemantauan dan penyelidikan peristiwa baku tembak di rumah Kadiv Propam nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J.
“Kami juga tarik ke spektrum waktu yang lebih luas, misalnya di Magelang ngapain, baju apa, ngapain saja dan sebagainya, termasuk juga spektrum waktu kapan berangkat dari Magelang sampai kapan nyampe ke Jakarta,” ujar Choirul.
Sebelumnya, dugaan bahwa Brigadir J tewas di suatu tempat antara Magelang hingga Jakarta dikemukakan oleh pengacara keluarga, Kamaruddin Simanjuntak.
Baca Juga: Anggota DPR Yakin Kasus Kematian Brigadir J akan Terungkap Jika Kapolri Punya Political Will
Hal itu disampaikan sebagai alternatif pertama tempat kejadian perkara selain di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Kamaruddin mengatakan dasar dugaannya itu karena pada Jumat pukul 10.00 WIB, Brigadir J masih memberi kabar kepada keluarganya bahwa ia mengawal atasan di Magelang.
Namun, pada pukul 17.00 WIB, Brigadir J sudah tak merespons panggilan pihak keluarga.
Baca Juga: Kapolri Nonaktifkan 2 Jenderal dan 1 Kombes, Irjen Napoleon: Mereka Masih Bisa Kembali
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.