JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memperkirakan jumlah kasus ketika masa puncak kasus Covid-19 akibat subvarian BA.4 dan BA.5 di bawah 20 ribu.
Perkiraan itu, jelas Budi, merujuk pada temuan kasus Omicron dengan varian tersebut berdasarkan data di sejumlah negara.
Jika menilik dari negara yang sudah melewati masa puncak seperti Afrika Selatan, Australia, dan Portugal, kata Menkes, jumlah kasus subvarian BA.4 dan BA.5 berkisar di antara 30-40 persen dari puncak Omicron sebelumnya.
"Di Indonesia, sesudah lebaran kalau kita ikuti pola puncaknya, kira-kira Minggu kedua atau Minggu ketiga, Juli. Seberapa parah? 18 ribu sampai 19 ribu kasus," tutur Budi di Jakarta seperti dilaporkan reporter Kompas TV Valentina Sitorus, Minggu (3/7/2022).
Baca Juga: Antisipasi Peningkatan Kasus Omicron Varian BA.4 dan BA.5, Ini Strategi Pemerintah
Meski penularan Omicron varian BA.4 dan BA.5 terbilang cepat, Budi mengatakan, imunitas masyarakat kini tergolong baik.
"Kita belajar yang masuk rumah sakit dikasih ventilator, dan yang meninggal jauh lebih rendah dibandingkan Omicron (varian selain BA.4 dan BA.5), apalagi yang Delta," tuturnya.
"Artinya antibodi masih buat daya tahan bisa counter lebih baik. Kesimpulannya udah masuk (Omicron varian baru), akan naik (kasusnya)," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Menkes mengimbau masyarakat di DKI Jakarta untuk waspada terkait laju penularan Covid-19 di wilayah tersebut.
Sebab jika menilik data sebaran Covid-19 harian, kasus Omicron BA.4 dan BA.5 terpantau naik secara signifikan.
Baca Juga: Waspada! Puncak Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Diprediksi Terjadi pada Minggu Kedua-Ketiga Juli 2022
Kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta, jelas Budi, didominasi oleh varian BA.5 dan BA.4. Untuk kasus BA.5 di Jakarta sendiri mencapai 582 kasus per 28 Juni 2022. Sementara untuk BA.4 mencapai 64 kasus.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.