JAKARTA, KOMPAS.TV - Salah satu teknisi di Holywings Grounds Tanjung Duren berinisial S, mengaku bingung dan menyayangkan penutupan dan penyegelan tempat kerjanya itu.
"Kami ini baru buka normal sekitar dua bulan lalu. Tiba-tiba ada kejadian begini, bingung semua. Kami ini kan pencari nafkah semua. Semua morat-marit pasti," kata S dilansir dari Kompas.com, Selasa (28/6).
S dan karyawan lain hanya bisa pasrah ketika melihat petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta menyegel outlet Holywings, tempat mereka bekerja itu.
Ia pun khawatir tidak dapat memenuhi biaya hidupnya karena tidak lagi bekerja sehingga harus berutang.
Baca Juga: Momen Satpol PP Pasang Segel Penutupan di Gerai Holywings di Jakarta Usai Pelanggaran Izin Usaha
"Enggak segampang itu mencari pekerjaan. Saya yang sudah tua, enggak gampang pindah ke lain tempat. Ujung-ujungnya pinjam sana dan sini," ungkap S.
S mengaku sudah dua tahun bekerja sebagai teknisi di tempat itu. Ia juga bersyukur bahwa di usianya yang sudah lebih dari setengah abad masih diterima untuk bekerja di sana.
"Hollywings itu menerima karyawan enggak tergantung umur. Yang penting punya skill, mau dipekerjakan, rajin. Mereka enggak pilih-pilih karyawan," kata S yang mengaku sudah memiliki cucu tersebut.
Selama pandemi, kata S, tempat kerjanya itu masih memberikan 30 persen gaji untuk para karyawannya.
S menyayangkan penutupan Holywings akibat promosi minuman alkohol yang menjadi kontroversi beberapa hari lalu.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.