JAKARTA, KOMPAS.TV — Sebanyak 6 karyawan Holywings ditetapkan sebagai tersangka terkait konten promosi minuman keras (miras) yang menggunakan nama 'Muhammad' dan 'Maria'.
Keenam karyawan tersebut adalah EJD (27), NDP (36), DAD (27), EA (22), AAB (25), dan AAM (25). Diketahui mereka memiliki jabatan dan peran yang berbeda dalam melakukan promosi miras berbau SARA tesebut.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, keenam karyawan Holywings terdiri dari Direktur Kreatif Holywings, tim kampanye, tim production house, graphic designer, dan social media.
1. EJD (27) selaku direktur kreatif Holywings. Sebagai direksi dan memiliki jabatan tertinggi, perannya adalah mengawasi empat divisi, yaitu kampanye, production house, grapic designer, dan medsos.
2. NDP (36) selaku Head Tim Promotion yang mendesain program dan meneruskan ke tim kreatif.
3. DAD (27) sebagai desainer grafis/desain virtual
4. EA (22) sebagai admin tim promo yang bertugas mengunggah konten ke media sosial.
5. AAB (25) sebagai social media officer.
6. AAM (25) sebagai admin tim promo yang mengajukan permintaan untuk promo di Holywings.
Baca Juga: Pakar Hukum Sebut Holywings Seharusnya Ditutup Permanen terkait Konten Promosi Penistaan Agama
Lebih lanjut, Budhi mengatakan enam tersangka dijerat dengan 3 pasal sekaligus pertama, Pasal 14 ayat 1 dan 2 Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1946. Kedua, Pasal 156 atau Pasal 156A KUHP.
Ketiga, Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
"Telah diduga telah terjadi tindak pidana dengan sengaja menyiarkan berita bohong yang dapat menimbulkan keonaran di kalangan rakyat, ataupun setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak, menyebabkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan,” kata Budhi.
Dalam penetapan tersangka ini, Budhi menyampaikan pihaknya juga telah menyita sejumlah barang bukti (barbuk), seperti komputer, handphone, hardisk eksternal, laptop, serta tangkapan layar akun resmi Holywings.
"Dari barbuk ini kami menduga pelaku atau tersangka menggunakan sarana-sarana barbuk untuk memproduksi atau sebagai sarana melakukan tindak pidana tersebut,” ujarnya.
Terkait motif penggunaan nama Muhammad dan Maria untuk konten promosi miras, Budhi menyampaikan, hal itu dilakukan untuk mendongkrak jumlah pengunjung ke outlet-outlet Holywings.
“Mereka membuat konten-konten tersebut untuk menarik pengunjung datang ke outlet HW khususnya yang dibawah target 60 persen,” ujarnya.
Baca Juga: Promosi Minuman Keras Holywings Picu Polemik, Ini Kata Wagub DKI Jakarta
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.