JAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti politik Islam dari The Political Literacy, Muhammad Hanifuddin menilai ada dua faktor yang membuat Ketum PKB Abdul Muhaimin atau Cak Imin sulit rujuk dengan Yenny Wahid.
Padahal, kata Hanifuddin, keduanya juga pernah di PKB dalam sejarah dan membesarkan partai yang didirikan Gus Dur dan ulama-ulama NU pada 23 Juli 1998 itu.
“Ada dua faktor mengapa rujuk keduanya sulit dilakukan. Pertama, keduanya memiliki rekam jejak konflik struktural-organisasional,” ujarnya kepada KOMPAS.TV Kamis (26/6/2022).
“Jalan keluar dari konflik ini adalah saling menegasikan. Bukan saling mengupayakan konsensus. Karena itu, gerbong Mbak Yenny tidak terakomodir dalam PKB pimpinan Cak Imin,” ujarnya.
Maka dari itu, lanjut Hanifuddin, tidak aneh jika banyak yang tidak suka atau bahkan keluar dari barisan Cak Imin.
“Tidak aneh jika, sebagian kalangan ikut keluar dari PKB Cak Imin. Termasuk jaringan Gusdurian yang ikut tidak respek terhadap kepemimpinan Cak Imin,” paparnya.
Untuk faktor kedua yang bikin Cak Imin dan Yenny Wahid sulit rujuk, kata Hanif, adalah faktor simbolik dari keduanya yang kuat.
“Faktor kedua, kedua tokoh ini, hingga saat ini masih terjebak pada konflik simbolik. Di mana masing-masing menjadi simbol dari kedua loyalis,” ujarnya.
Baca Juga: Cak Imin Sentil Yenny Wahid: Bikin Partai Sendiri Saja Gagal Lolos
Baca Juga: Cak Imin dan Yenny Wahid Idealnya Bersatu untuk PKB, Tapi…
Apalagi, kata Hanif, keduanya juga enggan bersatu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.