JAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti politik Islam dari The Political Literacy, Muhammad Hanifuddin, menilai ada dua faktor penyebab partai Islam menurun belakangan ini.
Apalagi, menurutnya, hal itu bisa dilihat dalam Survei Litbang Kompas yang dikeluarkan Juni 2022 ini yang menyebutkan, partai Islam cenderung stagnan dan tidak mengalami peningkatan signifikan.
“Dalam perspektif ilmu politik, semisal menurut Anthony Downs (1998), ada dua faktor mengapa elektabilitas partai politik rendah. Pertama, ketiadaan konsistensi visi misi dan program partai yang dirasakan masyarakat,” ujarnya kepada KOMPAS.TV Selasa (21/6/2022).
Hanif lantas menyebut, visi dan misi ini krusial.
Apalagi, menurutnya, saat ini masyarakat justru cenderung rasional ketika melihat partai.
“Secara rasional, masyarakat akan memilih partai yang terbukti atau dinilai memberikan manfaat dan keuntungan,” ujarnya.
Faktor kedua, menurut Hanif terkait dengan citra yang ditampilkan para partai Islam.
Apalagi, menurut Hanif, jika partai Islam justru tersandung masalah korupsi, maka itu akan menurunkan nilai mereka di hadapan publik.
“Faktor Kedua, ketiadaan figur dan citra partai yang baik dan kredibel. Masyarakat mulai tidak respek pada partai Islam ketika ada kader partai Islam terjerat kasus korupsi,” tuturnya.
Dalam kasus korupsi ini, lanjut Hanif, tidak ada perbedaan mencolok antara partai Islam dengan partai biasa.
“Tidak ada kosistensi dan distingsi antara partai Islam ataupun partai lain,” terangnya.
Hanif juga menyebut soal ideologi dari partai-partai Islam yang dianggap telah membaur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.