JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira menyebut naiknya angka kemiskinan serta isu minyak goreng membuat Jokowi layak melakukan reshuffle kabinet.
Hal itu ia tegaskan saat menjawab pertanyaan KOMPAS TV dalam program Breaking News pada Rabu (15/6/2022).
Baca Juga: Jokowi Sudah Enam Kali "Reshuffle", Terbanyak di Hari Rabu
Bima menyebut, terdapat korelasi antara isu kemiskinan dan perekonomian yang kencang terdengar baru-baru ini.
"Kemiskinan meningkat, sebelum pandemi 3,7 persen menjadi 4 persen pada 2021. Tentunya ini butuh sosok menteri di bidang kesejahteraan yang memahami akar persoalan dan mempercepat sinergi pendataan," terang Bima.
Adapun sorotan isu ekonomi masih terkait krisis minyak goreng yang belum sepenuhnya tertangani.
Menurut Bima, peristiwa krisis minyak goreng sudah berlarut-larut, berbagai kebijakan dikeluarkan, tetapi dianggap belum efektif memperbaiki harga.
"Jadi kalau Presiden tidak melakukan reshuffle atau tidak menggantikan kinerja menteri yang buruk, ini dianggap sebagai legasi yang kurang baik. Karena tantangan inflasi dan pangan tentu merupakan hal serius," imbuhnya.
Baca Juga: Dikabarkan Jadi Wamen ATR, Raja Juli Antoni: Saya PSI, Orang Muhammadiyah
"Jangan sampai tantangan ekonomi yang kian kompleks membuat angka kemiskinan ekstrem susah mencapai target nol persen seperti yang diinginkan pemerintah pada 2024," tegas Bima.
Sebelumnya diberitakan, hari ini, Rabu (15/6), Jokowi melakukan reshuffle kabinet untuk ketujuh kalinya sepanjang dua periode kepemimpinannya. Acara berlangsung di Istana Kepresidenan Jakarta sejak pukul 13.00 WIB.
Baca Juga: Fakta & Mitos Menarik Rabu Pahing Wuku Kuningan, Hari Reshuffle Kabinet Jokowi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.