SOLO, KOMPAS.TV – Dalam produk susu biasanya terdapat keterangan jenisnya yakni, ultra high temperature (UHT) dan pasteurisasi.
Istilah UHT dan pasteurisasi merupakan cara pemrosesan susu agar bisa dikonsumsi dengan aman dan tahan lama. Proses yang kerap digunakan untuk mencegah pembusukan makanan akibat mikroorganisme.
Meski tampak sama, faktanya proses sterilisasi UHT dan pasteurisasi memiliki perbedaan dalam hal suhu pemanasannya.
Melansir dari Kompas.com, sterilisasi adalah penghancuran lengkap secara statistik semua mikroorganisme, termasuk bakteri dan spora yang paling resisten.
Dalam susu UHT menggunakan metode sterilisasi dengan cara memanaskan susu dengan suhu yang sangat tinggi, yaitu 135-145 derajat Celcius selama 2-4 detik. Khasnya, susu ini dikemas dengan tetrapack.
Proses pengolahan susu UHT dengan suhu tinggi dinilai mampu mematikan bakteri patogen, sehingga susu menjadi steril. Selain itu, susu UHT bisa bertahan lama meski tidak disimpan dalam lemari es.
Baca Juga: Istri Para Peternak Sapi Pacitan Bikin Susu Pasteurisasi Kombinasi Empon-Empon
Untuk metode pasteurisasi, sterilisasi susu dengan cara memanaskan susu dengan suhu yang rendah. Metode ini ditemukan pada tahun 1865 oleh seorang Prancis bernama Pasteur.
Melansir dari laman dinpertanpangan.demakkab.go.id, susu pasteurisasi dipanaskan dengan suhu 60-70 derajat celcius selama sekitar 15 detik.
Dalam proses ini, tidak semua bakteri mati, beberapa bakteri pembusuk masih ada. Penentuan waktu dan suhu untuk menghancurkan Mycobacterium tuberculosis dan mikroorganisme penyebab penyakit lainnya yang lebih tahan panas.
Oleh karena itu, susu pasteurisasi harus disimpan di dalam lemari pendingin. Selain itu, susu ini harus segera dihabiskan begitu dibuka atau jika suhunya meningkat.
Susu pasteurisasi tidak melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi seperti susu UHT, sehingga kandungan gizi dalam susu pasteurisasi tidak banyak berubah.
Hal ini membuat susu pasteurisasi memiliki tekstur yang lebih kental dan rasa yang lebih kuat dibandingkan rasa susu UHT, dilansir dari halodoc.com.
Sementara proses pemanasan dengan suhu tinggi membuat kandungan gizi dalam susu UHT berubah dan memiliki kandungan protein yang lebih rendah daripada susu pasteurisasi.
Selain itu, kalsium yang tadinya bersifat larut dalam susu akan berubah menjadi kalsium yang tidak larut yang sulit diserap tubuh setelah sterilisasi dengan suhu tinggi.
Namun, proses pemanasan yang dilakukan baik pada susu pasteurisasi dan susu UHT bisa membuat kedua susu tersebut kehilangan beberapa vitamin. Kedua susu tersebut biasanya memiliki fortifikasi, yaitu proses penambahan mikronutrien atau vitamin pada makanan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.