JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kenaikan kasus penularan Covid-19 yang terjadi setelah libur Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2022 masih dalam posisi terkendali.
Kendati demikian, dia mengaku sudah memerintahkan jajarannya untuk mewaspadai kenaikan kasus yang terjadi di tanah air.
"Saya sudah minta untuk diwaspadai, ada sedikit kenaikan karena kemarin masalah tiga minggu atau sebulan yang lalu karena kita Lebaran. Tapi saya kira kenaikan ini masih dalam posisi terkendali," kata Jokowi di Persemaian Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/5/2022).
Jokowi mengatakan demikian berdasarkan evaluasi data Covid-19, salah satunya positivity rate Covid-19 di Indonesia yang masih di bawah 5 persen yang merupakan ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Yang paling penting kita berpegangan kepada angka positivity rate, pegangannya itu. Kan harus di bawah 5 persen, kita sekarang di angka 1,03 persen. Jadi masih pada posisi terkendali," jelasnya.
Selain itu, menurut penuturannya, angka laju transmisi virus corona di Indonesia masih dalam fase terkendali.
"Kemudian juga laju transmisi ini juga masih di angka yang terkendali. Angkanya 20 per 100 ribu per minggu kasus dan kita masih berada di angka 1," katanya.
"Jadi masih terkendali tapi tetap kewaspadaan itu penting," tegasnya.
Baca Juga: Luhut Sarankan Jokowi untuk Tak Buru-buru Lepas Status Pandemi Covid-19
Sebab itu, Presiden tidak bosan untuk terus mengajak masyarakat melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster Covid-19.
"Saya akan tekankan lagi pentingnya booster, suntikan ketiga, ini akan kita terus lakukan," ujar Jokowi.
Sebelumnya, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, terjadi kenaikan tren kasus positif selama 3 minggu terakhir yang diikuti kenaikan kasus aktif dalam 4 hari terakhir.
"Dari grafik data per 5 Juni 2022 secara nasional, menunjukkan terjadi kenaikan kasus positif mingguan, bertambah 571 kasus atau 31 persen dibandingkan kasus pada 22 Mei 2022. Yaitu dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan," kata Wiku, Rabu (8/6).
Hal yang sama, lanjut dia, juga terjadi pada kasus aktif harian, kenaikannya bertambah 328 kasus atau 10 persen dibandingkan pada 2 Juni 2022.
"Yaitu dari 3.105 menjadi 3.433 kasus aktif harian," ujarnya.
Meski demikian, kenaikan kasus positif dan kasus aktif tidak diikuti kenaikan tren keterisian tempat tidur (BOR) isolasi harian di rumah sakit yang masih stagnan, dan tren kematian mingguan terus menunjukkan penurunan.
Baca Juga: Siap Diproduksi Massal, Erick Thohir Buka Kemungkinan Vaksin Covid-19 BUMN Bisa Diekspor
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.