YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Penularan cacar monyet yang terjadi antarmanusia membuat guru besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Wayan Tunas Artama angkat bicara. Ia mengimbau kegiatan pengawasan fokus pada fasilitas kesehatan dengan target kasus dan kelompok probable.
“Pembatasan dan transportasi hewan perlu dipertimbangkan dan diperketat, terutama dari daerah endemik dan negara-negara dengan wabah tersebut,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (6/6/2022).
Untuk hewan yang diduga telah kontak dengan hewan terinfeksi, perlu dikarantina serta ditangani sesuai dengan standar pencegahan dan diilakukan observasi gejala cacar monyet selama 30 hari.
Baca Juga: CDC: Ada Lebih dari 700 Kasus Cacar Monyet di Seluruh Dunia, 21 di Amerika Serikat
Kendati penularan cacar monyet antarmanusia cukup tinggi pada kasus kali ini, Wayan meminta masyarakat untuk tidak khawatir berlebihan.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan mengindari kontak langsung dengan orang bergejala.
Adapun gejala penyakit ini pada manusia memiliki kemiripan dengan penyakit cacar, seperti demam lebih dari 38,5 derajat Celsius, mengalami kelemahan, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, dan sakit kepala.
Lalu diikuti dengan kemunculan ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng.
“Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia utamanya melalui droplet pernapasan yang secara umum perlu kontak erat yang cukup lama,” ucapnya.
Penularan juga bisa terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau materi lesi cacar. Selain itu, penularan dapat terjadi lewat kontak tidak langsung dengan benda maupun permukaan yang terkontaminasi.
Upaya pencegahan lain adalah menjaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun atau handsanitizer, memakai masker, menerapkan hubungan seksual yang aman, serta menerapkan etika batuk dan bersin yang benar.
Vaksinasi juga bisa mencegah cacar monyet. Berdasarkan studi yang dilakukan Regnery 2007, diketahui vaksinasi menggunakan vaksin cacar atau orthopoxvirus lain seperti virus vaccinia, mampu memberikan perlindungan parsial terhadap infeksi virus cacar monyet atau monkeypox.
Baca Juga: Cacar Monyet Makin Meroket, Nigeria Laporkan 21 Kasus, 1 Meninggal Dunia
Pada 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin JYNNEOSTM untuk mencegah penyakit cacar monyet dengan efektivitas mencapai 85 persen.
Kasus cacar monyet sempat mewabah di Inggris pada awal Mei 2022. WHO menerima laporan kasus penyakit ini terjadi di 11 negara non-endemik lainnya.
Sementara data dari Global Change Data Lab 2022 mencatat ada 700 kasus terkonfirmasi hingga awal Juni 2022.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.