JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 389 calon haji kloter pertama berangkat dari Embarkasi Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (4/6/2022) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB menuju Tanah Suci.
Angka itu terdiri dari 160 laki-laki dan 229 perempuan yang berasal dari DKI Jakarta. Rombongan tersebut diberangkatkan dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, pada Sabtu pukul 06.45 WIB pagi.
"Ini merupakan kloter pertama dari DKI Jakarta yang menggunakan Bandara Soekarno Hatta," ujar Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief di Jakarta, Sabtu.
Mereka diperkirakan tiba di Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi pada Sabtu pukul 12.10 waktu setempat.
Sebelum pemberangkatan, jemaah calon haji diperiksa seluruh kesiapan administrasi di Embarkasi Pondok Gede, Jakarta, termasuk dilakukan pemindaian tubuh dan barang bawaan oleh petugas, sehingga ketika tiba di Bandara Soekarno Hatta, tinggal masuk ke pesawat.
Menurut Hilman, pada pemberangkatan kloter pertama ini ada lima dari 13 embarkasi yang mulai mengirimkan jemaah. Kelimanya yakni Embarkasi Padang, DKI Jakarta, Bekasi, Surakarta/Solo, dan Surabaya.
"Embarkasi Jakarta Pondok Gede masuk gelombang pertama di Madinah dengan masa tinggal delapan sampai sembilan hari mengacu Shalat Arbain atau fardu sebanyak 40 waktu di Masjid Nabawi," kata dia.
Baca Juga: Lepas Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo, Ganjar: Semoga Menjadi Haji yang Mabrur
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, terdapat tiga calon haji kloter pertama yang pemberangkatannya ke Tanah Suci ditunda karena dinyatakan positif COVID-19 dari hasil pemeriksaan PCR.
"Data kita paling tidak ada tiga jemaah yang tidak bisa diberangkatkan karena PCR positif," ujar Kapuskes Haji Kemenkes Budi Sylvana di Embarkasi Pondok Gede, Jakarta, Sabtu.
Budi merinci ketiga calon haji itu antara lain dua orang dari pemberangkatan di Jakarta dan satu orang dari pemberangkatan di Surabaya.
Mereka akan menjalani karantina selama lima hari dan jadwal keberangkatannya digeser ke kloter lain.
Nantinya, calon haji yang berada di nomor urut cadangan atau di bawahnya, akan mengisi kursi kosong yang ditinggalkan oleh calon haji yang sebelumnya dinyatakan positif COVID-19.
"Tiga (calon haji) itu terpisah, kan, yah, Jakarta dua (orang) Surabaya satu (orang), otomatis nomor cadangannya itu yang naik, nomor urut di bawahnya naik," kata dia.
Sementara untuk teknis pemberangkatan calon haji yang positif COVID-19, mereka akan diisolasi selama lima hari dan dites PCR ulang pada hari keempat karantina.
Apabila telah negatif COVID-19, jadwal keberangkatan akan dikoordinasikan dengan Kemenag.
"Hari kelimanya, kalau negatif bisa diberangkatkan. Yang penting ada pemeriksaan bahwa PCR-nya negatif itu bisa diberangkatkan. Kalau enggak, otoritas Saudi akan menolak. Kalau positif, tidak akan diberangkatkan," kata Budi.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.