SURABAYA, KOMPAS.TV - Pendaratan enam pesawat dengan tujuan Bandara Internasional Juanda Surabaya terpaksa dialihkan ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Minggu (22/5/2022).
Pengalihan ini merupakan imbas kerusakan fasilitas landasan pacu atau runway Juanda yang sempat diberitakan amblas.
Enam pesawat tujuan Surabaya yang dialihkan adalah Super Air Jet (IU641) dari Samarinda, Garuda (GA316) dari Jakarta, Lion (JT811) dari Labuan Bajo, Citilink (QG 461) dari Samarinda, Lion (JT 361) dari Balikpapan, dan pesawat Lion dari Makassar.
Humas PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda Surabaya Yuristo Ardi Hanggoro mengatakan, beberapa pesawat ada yang memutuskan tetap mendarat di Juanda.
"Sebagian maskapai memang memutuskan mengalihkan pendaratan di Bali, sebagian tetap mendarat di Bandara Juanda," kata jelas Ardi dikutip dari Kompas.com, Minggu.
Ardi melanjutkan, pihak bandara langsung bergerak cepat mengevakuasi pesawat setelah ada laporan kendala jalur landasan yang rusak.
Kerusakan runway diketahui pada 09.25 WIB ketika pesawat Batik Air ID-6309 rute Surabaya-Jakarta gagal terbang.
Baca Juga: Batik Air Buka Suara Usai Pesawat Gagal Terbang di Juanda, Sebut Aspal Amblas
"Atas laporan tersebut, tim bandara bergerak cepat mengevakuasi pesawat kembali ke apron. Proses push back atau penarikan pesawat membutuhkan waktu 50 menit dan pesawat dapat kembali parkir ke apron pada pukul 10.15 WIB," terang Ardi.
Meski demikian, Ardi memastikan, tak ada penutupan aerodrome akibat kerusakan tersebut.
Ia melanjutkan, runway aman untuk proses take off pesawat sejak pesawat Batik Air berhasil ditarik kembali ke apron.
"Saat ini tim teknik telah selesai melakukan perbaikan secara taktikal dan tidak mengganggu jadwal penerbangan," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Batik Air penerbangan nomor ID-6309 di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur dilaporkan berhenti mendadak saat akan lepas landas, Minggu (22/5/2022).
Baca Juga: Kronologi Pesawat Lion Air Kembali Mendarat Usai 15 Menit Terbang karena Insiden "Bird Strike"
Manajemen Batik Air mengungkapkan, peristiwa itu dikarenakan aspal landasan yang amblas.
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, ketika pesawat telah bergerak menuju landasan pacu, pilot merasakan pergerakan tak biasa pada roda pesawat.
"Pilot merasakan pergerakan pada roda pesawat tidak sesuai dengan yang semestinya (pesawat terhenti atau stuck), sehingga perlu dilakukan pengecekan," tuturnya dalam rilis yang diterima Kompas TV, Minggu.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.