JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Suharini Eliawati menegaskan bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak tidak menular ke manusia.
"PMK tidak bersifat zoonosis (menular ke manusia), namun tingkat penularan pada hewan sangat tinggi mencapai 90-100 persen dan tingkat kematian tinggi pada ternak muda/anakan," jelas Eli, begitu ia akrab disapa, pada keterangan persnya, Rabu (18/5/22).
Baca Juga: Cara Ganjar Pranowo Tangani PMK di Jawa Tengah: Kalau Sapi Ada Masalah Segera Kontak Penyuluh
Eli menjelaskan, PMK merupakan penyakit infeksi virus bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi.
Penyakit ini, kata Eli, dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar akibat menurunnya produksi dan menjadi hambatan dalam perdagangan hewan dan produknya.
Eli menjelaskan, ada sejumlah gejala klinis pada hewan yang tertular PMK. Gejala tersebut antara lain; kepincangan akut pada beberapa hewan, hipersalivasi terlihat menggantung, air liur berbusa di lantai kandang, pembengkakan kelenjar submandibular.
Lalu terjadi vesikel/lepuh dan atau erosi sekitar mulut, lidah, gusi, nostril kulit sekitar teracak dan puting, hewan juga lebih sering berbaring, demam tinggi mencapai 41 derajat celcius, dan terjadi penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah.
Penyakit ini, lanjut Eli, ditularkan dengan tiga cara. Pertama kontak langsung antara hewan tertular dengan hewan rentan.
"Lalu, kontak tidak langsung melalui kontak dengan virus pada manusia, alat dan sarana transportasi akibat kontaminasi dari peternakan yang mengalami wabah PMK," kata dia.
Baca Juga: Ini Langkah BUMD DKI Dharma Jaya Antisipasi Wabah PMK pada Hewan Ternak
Terakhir, menyebar melalui udara. Utamanya bagi babi yang dapat menyebarkan virus dalam jumlah yang sangat banyak ke udara melalui aktifitas bernafas.
"Penyebaran PMK oleh angin bisa terjadi sampai radius 10 kilometer," kata Eli.
Namun, Eli menegaskan bahwa daging dan susu tetap aman dikonsumsi selama dimasak dengan benar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.