SOLO, KOMPAS.TV – Di antara kalian, mungkin mengalami kulit yang terasa gatal sehubungan dengan cuaca di hampir wilayah Indonesia yang belakangan ini makin panas.
Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Ismiralda Oke Putranti menjelaskan, gatal-gatal bisa berhubungan dengan cuaca panas.
Hal tersebut berkaitan oleh respons tubuh terhadap cuaca yang panas dengan cara mengeluarkan keringat untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan.
Gatal bisa terjadi, apabila keringat yang diproduksi cukup banyak, sedangkan saluran atau pori untuk mengeluarkan keringat ini tidak lebar atau bahkan tersumbat.
“Terutama pada orang-orang yang kulitnya sensitif dan kering, kulit mati sering kali menyumbat pori,” ujar Oke yang juga Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, seperti dikuti dari Kompas.com pada Senin (16/5/2022).
Bahkan lebih lanjut, keringat akan terperangkap dan merangsang timbulnya reaksi peradangan, ditandai dengan timbulnya bintil-bintil merah dengan lenting air di permukaannya dan disertai rasa gatal.
“(Bintil merah gatal) kita kenal sebagai biang keringat (keringat buntet) atau dalam bahasa medisnya miliaria,” ujarnya.
Selain itu, pada area tertentu seperti pada kulit kepala, wajah, telinga, ketiak dan seputar kemaluan, cuaca panas juga merangsang produksi minyak berlebih pada area kulit berambut.
Baca Juga: Resep Minuman yang Bisa Melepas Dahaga Saat Cuaca Panas, Bisa Buat Stok
Kadar minyak yang cukup banyak menyebabkan meningkatnya kolonisasi jamur yang normal ada di kulit yang disebut dengan Malassezia furfur.
“Peningkatan kolonisasi jamur ini juga akan mencetuskan reaksi peradangan pada area kulit berminyak tersebut yang ditandai dengan rasa gatal, kemerahan dan berketombe,” kata Oke.
Menurut Oke, keringat berlebih akibat cuaca panas juga meningkatkan risiko infeksi jamur kulit seperti panu dan kadas atau kurap. Tak jarang, rasa gatalnya semakin hebat bila berkeringat atau lembap.
Dalam hal perawatannya, masing-masing masalah yang berkaitan dengan rasa gatal pada kulit tersebut dapat dilakukan dengan cara tersendiri.
Cuaca panas juga dapat membuat keringat berlebih yang berpotensi menyebabkan biang keringat, maka saat suhu panas diusahakan agar berada di ruangan yang sejuk dan keringkan area yang timbul biang keringat.
“Bisa dioleskan bedak kocok,” tuturnya.
Sementara itu, pengobatan efek cuaca panas pada kulit kepala yang menyebabkan dermatitis seboroik atau ketombe dan infeksi jamur, dapat segera diperiksakan ke dokter terdekat untuk mendapatkan terapi secara tepat.
Baca Juga: Cuaca Panas Diperkirakan hingga Akhir Mei, Berikut Imbauan BMKG
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.