JAKARTA, KOMPAS.TV - Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) baru saja memberikan bantuan 40 jamban keluarga untuk Desa Pucungrejo, Muntilan, Magelang. Acara ini merupakan bagian dari komitmen YDKK dalam upaya pemenuhan kebutuhan sanitasi sekaligus peningkatan kesehatan masyarakat.
"Berangkat dari Desa Pucungrejo, Muntilan, dan dari Malang, semoga gerakan pembangunan jamban sehat ini bisa menjadi gerakan yang dilakukan dalam skala lebih luas dan melibatkan lebih banyak komponen di masyarakat,” ujar Anung Wendyartaka, Manajer Eksekutif YDKK, Kamis (12/5).
Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan 1.000 Bantuan Kebutuhan Pokok Jelang Idulfitri
Dalam prosesnya, Anung menjelaskan, kegiatan ini tak lepas dari masalah, terutama menyangkut kesiapan masyarakat.
”Karena keterbatasan lahan, warga di Malang, misalnya, ada yang terpaksa membobol lantai, membangun septic tank di teras atau di bagian dalam rumah. Bagi warga yang tidak siap dan kurang menyadari nilai penting jamban sehat, jelas hal ini akan sulit dilakukan,” terang Anang.
Menurut Edi Triyanto, pegiat sosial dan pendamping masyarakat, pembuangan tinja merupakan hal yang vital, sehingga mesti dikelola secara benar. "Satu gram limbah tinja dapat mengandung hingga 3 miliar bakteri, sementara tiap orang rerata membuang 250 gram tinja per hari," terangnya.
Baca Juga: Bantu Warga Kalimantan Barat, Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan 250 Paket Bantuan
Terlepas dari itu, sebelumnya YDKK telah menyumbang 1.000 jamban yang disalurkan melalui Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pada 2021, YDKK mengubah pola pemberian bantuan dengan langsung melibatkan masyarakat. Dalam pembangunan jamban di Pucungrejo misalnya, YDKK menggandeng Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Semali Asri.
Asri Fahrudin, Ketua KSM Semali Asri, menyampaikan bahwa bantuan 40 jamban setidaknya dapat membantu 160 jiwa untuk buang air besar secara benar.
Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan 500 Paket Bantuan untuk Korban Kebakaran di Koja Lewat NU
Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) merupakan lembaga filantropi yang dibikin oleh Jakoeb Oetama dan P.K Ojong, pendiri Kompas Gramedia.
Pada 2011 DKK berubah nama menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas. Sejak pertama kali didirikan pada 1966, YDKK aktif memberikan bantuan kemanusiaan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.