JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Demokrat mengaku sedang menunggu momentum untuk mengumumkan calon presiden (capres) pilihannya.
Momentum ini juga mencermati situasi politik yang diyakini terus berkembang ke depan.
“Berbicara mengenai Pilpres (pemilihan presiden), seperti yang disampaikan ketua umum kami, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), ada dua faktor yang menjadi kunci. Pertama, tiket. Kedua, momentum,” kata Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/5/2022), seperti dikutip dari Antara.
Soal momentum, Herzaky menjelaskan, Partai Demokrat perlu memilih waktu yang tepat.
“Momentum berarti harus tepat waktunya. Kapan kami memilih dan mengumumkan pasangan calon kami ke publik. Punya elektabilitas tinggi sekarang, apa ada jaminan bakal bertahan hingga tahun depan? Survei salah satu tolak ukur, tetapi (itu) gambaran sementara, potret saat ini,” kata dia.
Baca Juga: Awal 2023, Demokrat akan Umumkan Koalisi Parpol di Pilpres 2024
Menurutnya, hasil survei tidak dapat jadi pedoman, karena itu bukan kepastian. “Masih harus terus kami dalami dan cermati perkembangannya ke depannya,” kata dia.
Terkait AHY bakal capres Demokrat, diakui Herzaky aspirasi dari internal partai cukup kuat. Namun, Demokrat masih belum menentukan sikap dan terus mendengar aspirasi dari kelompok rakyat lainnya.
“Memang, ada aspirasi sangat kuat di internal Partai Demokrat untuk mengusung AHY sebagai capres (calon presiden). Begitu pula dengan berbagai elemen masyarakat yang menyampaikan harapannya ke AHY langsung maupun melalui kader-kader Partai Demokrat agar AHY maju di kontestasi Pilpres 2024,” ujarnya.
“Tahun 2024 adalah tahunnya rakyat. Biarkan rakyat yang memutuskan siapa pemimpin nasional ke depannya. Suara dan harapan rakyat inilah yang kami gencarkan dan perjuangkan,” kata dia.
Baca Juga: Ini Persyaratan yang Diajukan Demokrat untuk Bangun Koalisi Partai di Pilpres 2024
Mengenai tiket, kata Herzaky, bisa diperoleh melalui koalisi bersama partai politik lain. Seperti diketahui ketentuan pencalonan capres harus memenuhi ambang batas (presidential threshold) 20 persen.
“Kalau punya elektabilitas tinggi, tetapi tidak punya tiket, tidak berarti apa-apa,” kata dia.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.