JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagaimana sejarah halal bi halal kali pertama populer di Indonesia? Ternyata, ada peran Bung Karno dan situai politik di Indonesia, hasil obrolan dengan KH Wahab Hasbullah.
Budayawan Emha Ainun Nadjib atau dikenal dengan nama Cak Nun menyebutkan, halal bi halalal ini berasal dari Jombang, Jawa Timur.
Lebih spesifik, Cak Nun, menyebut Jombang itu bermakna adalah tempat lahir dari Kiai kharismatik dan pendiri NU bernama KH Wahab Hasbullah atau dipanggil kiai Wahab.
“Halal bihalal itu lahirnya dari Jombang. Ceritanya Bung Karno silaturahim dengan kiai Wahab dan Kiai Wahid Hasyim di Jombang. Dari obrolan mereka itulah muncul kata halal bi halal dan minal aidin wal faizin dari perang badar,” papar Cak Nun dalam bukunya Islam itu rahmatan lil alamin bukan untuk kamu sendiri (Noura Books, 2019).
Baca Juga: Hari Ini 133 Tahun Silam, Pendiri NU KH Wahab Hasbullah Dilahirkan
Hal ini terjadi ketika era revolusi pada tahun 1948 pasca kemerdekaan, ketika kondisi politik tanah air masih gonjang-ganjing. Sedangkan para pemimpin elit politik Indonesia masih berseteru.
Bung Karno ingin menyatukan lagi para pemimpin Indonesia dalam satu meja, satu wadah untuk kembali saling memaafkan.
Peristiwa itu terjadi pertengahan bulan Ramadan, waktu Kiai Wahab dimintai pendapat terkait kondisi dan sarannya agar menyatukan kembali pemimpin dengan harapan dapat mengatasi situasi politik Indonesia.
Lantas, Kiai Wahab Chasbullah memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahim. Sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri, di mana seluruh umat Islam disunahkan bersilaturahim.
Lalu Bung Karno menjawab, "silaturahim kan biasa, saya ingin istilah yang lain".
"Itu gampang,” kata Kiai Wahab.
Kiai Wahab pun memberikan penjelasan, momen idufitri jadi momen pas untuk mempertemukan para elite negeri ini.
"Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan,” kata Kiai Wahab.
Lantas, bagaimana caranya?
“Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah halal bihalal,” jelas Kiai Wahab Chasbullah seperti riwayat yang diceritakan KH Masdar Farid Mas’udi dikutip dari situs resmi NU.
Sejak saat itulah, halal bi halal menjadi kebiasaan dan tradisi unik yang ada di Indonesia hingga kini. Momen halal bi halal usai idulfitri jadi momen saling bermaaf-maafan antara sesama teman dan keluarga.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.