JAKARTA, KOMPAS.TV - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama dengan BNPB, BPBD, dan BMKG akan melaksanakan latihan gabungan atau simulasi bahaya letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) pekan ini.
Pernyataan itu disampaikan Ketua PVMBG Hendra Gunawan dalam konferensi pers yang dipantau secara daring mengenai Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung api Anak Krakatau dari waspada menjadi siaga, Senin (25/4/2022).
"Minggu ini akan melakukan latihan gabungan (simulasi) dengan membuat skenario lontaran pijar dan ada bahaya sekunder yang peringatannya ada di BMKG," kata Hendra.
Ia juga menjelaskan, bahaya sekunder yang berpotensi terjadi akibat letusan Anak Krakatau adalah longsoran hingga berdampak tsunami seperti pada tahun 2018 lalu.
Baca Juga: Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga Level 3, Ada Peningkatan Nyata hingga Peringatan Warga
Meski begitu, PVMBG berharap potensi bahaya sekunder yang terjadi tidak besar.
"Ada bahaya sekunder, ada bahaya longsor seperti tahun 2018. Kami harapkan potensinya akan kecil, mengingat kondisi tubuh gunungnya masih kecil, potensi kita harapkan masih kecil," ujarnya.
PVMBG juga mengimbau kepada warga untuk tetap tenang dan tidak mendekat radius 5 Km. Terlebih pihaknya memastikan akan terus berkoordinasi bersama lembaga pemerintah terkait lainnya, seperti BNPB, BPBD, dan BMKG.
Lebih lanjut, Hendra mengatakan berdasarkan pemantauan visual, embusan abu Gunung Anak Krakatau telah terpantau sejak 15 April lalu. Kolom abu tertinggi terjadi sejak 3 hari yang lalu.
"Jadi betul memang sejak 15 April terutama ini secara visual sudah terekam baik itu embusan asap maupun tinggi erupsi kolom yang bervariasi dari 1.000 sampai 2.000 meter dari muka air laut malahan 3 hari terakhir sudah mencapai 3.000 meter," katanya.
Sementara itu, kata Hendra, terkait tekanan di dalam tubuh Gunung Anak Krakatau sudah terekam intensif sejak 21 April 2022. Bahkan gas SO2 yang telah dikeluarkan pada 15 April 2022 tercatat sekitar 68 ton per hari. Lalu, jumlahnya meningkat pada 23 April sebesar 9.000 ton per hari.
Diberitakan sebelumnya, status Gunung Anak Krakatau meningkat dari waspada atau level II menjadi siaga atau level III pukul 18.00 WIB. Naiknya status aktivitas gunung yang terletak di Selat Sunda ini disebabkan karena terjadi erupsi terus-menerus. Terbaru, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Minggu (24/4/2022) petang.
Baca Juga: Waspada, Gunung Anak Krakatau Kembali Aktif! Lava Pijar Merah Menyala Keluar dari Kawah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.