JAKARTA, KOMPAS.TV- Pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan jangan ada lagi yang menyuarakan soal urusan penundaan atau perpanjangan Pemilu 2024 menguatkan asumsi publik jika isu tersebut berasal dari lingkaran istana.
Demikian Pengamat Politik dari Lingkar Madani Indonesia (LIMA Indonesia) Ray Rangkuti merespons pernyataan Presiden Jokowi soal penundaan dan perpanjangan pemilu kepada KOMPAS TV, Rabu (7/4/2022).
“Ini makin menguatkan asumsi publik bahwa isu 3 periode, perpanjangan masa jabatan, dan tunda pemilu berasal dari lingkaran istana,” kata Ray Rangkuti.
“Tak ada yang membuat isu ini begitu dicemaskan oleh masyarakat, kecuali karena terlihat hal ini seperti keinginan lingkaran istana dari pada misalnya permintaan pengusaha atau warga,” tambah Ray.
Baca Juga: Suara APDESI Terpecah, Ketum: Mendukung Jokowi 3 Periode Tidak Ada dalam Program Kami
Ray mengatakan mengangkat isu 3 periode, perpanjangan masa jabatan, atau tunda pemilu di tengah berbagai kesulitan ekonomi yang dialami oleh masyarakat jelas akan membuat kejengkelan masyarakat yang makin tak terkontrol.
Sebab, banyak bahan kebutuhan harian dan makanan, selain harganya melonjak juga langka di pasaran.
“Sementara penindakan terhadap mafia ekonomi tak jelas rimbanya. Pemerintah seperti asik dengan kekuasaannya sendiri dan terlihat abai dengan kehidupan rakyat,” ujar Ray.
Sehingga pada akhirnya, lanjut Ray, situasi ini semakin menurunkan tingkat kepuasaan dan ketidakpercayaan pada pemerintah. Bukan saja di kalangan rakyat Indonesia sendiri, bahkan mulai menjalar ke dunia internasional.
“Tulisan William Liddle yang menyebut isu perpanjangan masa jabatan itu adalah keinginan pak Jokowi sendiri merupakan gambaran munculnya ketidakpercayaan dunia internasional terhadap kejujuran pak Jokowi. Setidaknya hal itu ada di kalangan akademisinya,” kata Ray.
Baca Juga: Jokowi Katakan Stop Suarakan Tunda atau Perpanjangan Pemilu, APDESI: Konstitusi Kita Tidak Melarang
Di samping itu, Ray menambahkan munculnya berbagai demonstrasi oleh mahasiswa yang menolak isu perpanjangan masa jabatan dan tunda pemilu tidak dapat dianggap enteng.
Saat ini, Ray mencermati gejala gerakan yang menolak penundaan pemilu dan 3 periode sudah mulai ke tingkat massif.
“Mahasiswa menemukan isu yang dapat membuat titik temu berbagai gerakan mahasiswa dan memassifkan gerakan. Dan isu menolak perpanjangan masa jabatan itu dikaitkan dengan berbagai kesulitan ekonomi yang tengah melanda akan memudahkan gerakan itu tereskalasi,” ujarnya.
“Tidak berlebihan, seiring dengan waktu, gerakan mahasiswa akan dapat bertemu dengan kekecewaan rakyat. Itulah mengapa sejak awal saya ingatkan secara historis perpanjangan masa jabatan presiden pada akhirnya hanya akan memunculkan berbagai tragedi politik dan kemanusiaan,” lanjutnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.