Miris melihat mereka antre, sejak Subuh hingga maksimal pukul 9 pagi. Mereka berupaya mendapatkan minyak goreng seharga Rp 15.500/Kg. Dan maksimal mereka hanya bisa mendapatkan 17 kilogram saja.
Untung yang mereka dapatkan hanya sekitar 1.500 per Kilogram. Jadi Antre 3 jam, hanya mendapat untung tidak sampai Rp 30 Ribu.
Mayoritas dari mereka adalah pedagang eceran alias warung kecil, selain itu ada pula pedagang makanan dan penjual gorengan.
Kenapa mereka tetap bersedia antre, khususnya bagi pemilik warung sembako?
Kan bisa saja, mereka hanya menjual beras atau telur dan terigu misalnya?
Saya tanyakan soal ini di Program AIMAN Kompas TV, ke mereka. Ternyata sebagian besar pembeli enggan membeli tanpa ada minyak goreng. Mereka akan beralih membeli beras, telur, dan yang lain ke warung yang menjual lengkap dengan minyak goreng.
Cara Mafia Migor Bekerja Versi Maki, Mirip dengan Temuan Mendag
Ada dugaan Menteri Lutfi, ada pula temuan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI). Koordinatornya, Boyamin Saiman mengungkapkan 2 hal.
Pertama, ada dugaan pihak eksportir yang tidak punya kuota (tidak memenuhi syarat), tapi bisa ekspor CPO (minyak sawit mentah) ke luar negeri.
Kedua, ada indikasi para pengusaha ini mengekspor CPO saja bukan minyak goreng, untuk menghindari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di dalam negeri. Di luar negeri, nanti CPO akan dijadikan Minyak Goreng yang memang harganya sedang sangat tinggi saat ini.
Kok bisa ekspor tidak sesuai syarat? Pertanyaan besar!
Boyamin telah melaporkan dugaan aksi mafia minyak goreng ini ke penegak hukum. Kejaksaan Agung juga telah menyelidiki kasus ini, yang diduga juga melibatkan oknum aparat negara di aksinya.
Apa pun yang tampak jelas dari dugaan-dugaan di atas, alhasil minyak goreng jadi turun drastis di dalam negeri. Padahal Indonesia adalah negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, sekaligus menjadi pengekspor minyak sawit terbesar.
Lalu kenapa rakyatnya antre berjam-jam untuk menutupi setetes kebutuhan mereka?
Hanya nurani yang bisa menjawabnya!
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.