JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan bahwa indeks potensi radikalisme di kalangan perempuan cenderung tinggi.
Demikian Koordinator Keuangan BNPT Syaiful Rachman saat membacakan sambutan Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Ramli Amar di acara Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme di Tarakan, sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (31/3/2022).
“Merujuk pada hasil survei oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada 2020 bahwa indeks potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan,” kata Syaiful Rachman.
Sebab, kata Syaiful, tidak dapat dipungkiri bahwa posisi perempuan sangat vital dalam keluarga bahkan dalam kehidupan masyarakat secara lebih luas.
Baca Juga: BNPT Sebut Transportasi Laut Jadi Pintu Masuk Ideologi Radikalisme, Begini Polanya
“Perempuan memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikalisme, terorisme,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, perempuan dengan kapasitas sebagai istri, bisa menjadi pasangan suami dalam membahas berbagai hal termasuk mengenai pemahaman agama.
“Dengan peran seperti itu, maka perempuan bisa menjadi filter awal atau pendeteksi awal dari setiap kejanggalan yang ditemukan dalam keluarga masing-masing,” ucapnya.
Namun, lebih lanjut Syaiful menambahkan, tidak hanya perempuan yang memiliki potensi radikalisme cenderung tinggi.
Baca Juga: Personel ASN Tangerang Ditangkap Densus 88, Bupati Klaim Sudah Lakukan Pembinaan Anti-Radikalisme
Sebab, potensi radikalisme cenderung lebih tinggi juga terjadi pada kaum urban, generasi muda, baik Generasi Z maupun milenial, serta mereka yang aktif di internet dan media sosial.
“Artinya, keempat entitas tersebut harus diwaspadai dan terus menjadi sasaran utama dalam melakukan kontraradikalisme dan peningkatan daya tangkal, karena mereka cukup rentan terhadap terpaan radikalisme,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.