JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bersikap seperti rakyat biasa setelah mengartikulasikasi kemarahan publik atas kinerja pemerintahannya.
PKS mengatakan bahwa Jokowi sebagai orang nomor satu paling berdaya di Republik Indonesia dan tahu detail permasalahan, harus mengambil tindakan nyata.
Demikian Politisi Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal dalam program Satu Meja KOMPAS TV, Rabu (31/3/2022).
“Semua ada di tangan pemerintah, kalau pemerintah tidak bisa melakukannya kepada siapa lagi?” ucap Mustafa Kamal.
“Jangan seperti rakyat biasa, rakyat biasa jengkel dengan ketidaktahuannya, ketidakberdayaannya ya pasrah, kalau presidennya pasrah juga kepada siapa kita berharap untuk negeri ini,” ujarnya.
Baca Juga: Terungkap Cerita di Balik Teriakan 3 Periode kepada Presiden Jokowi di Acara APDESI, Ini Pemicunya
Bagi PKS, kata Mustafa, mengartikulasikasi kejengkelan publik tanpa tindak lanjut yang tegas sama dengan kelalaian.
Sebab, yang membuka keran impor, melakukan pengadaan barang jasa, industrialisasi adalah pemerintah.
“Ya kalau cuma sekedar mengartikulasikan kejengkelan publik, itu mungkin menaikkan tingkat kepuasan publik Pak Jokowi, tapi kalau tidak disertai dengan tindakan, ya ini sebuah kelalaian juga,” ucap Mustafa Kamal.
PKS, lanjut Mustafa, mengaku kagum saat Presiden Jokowi mampu mengartikulasikan kejengkelannya, kemarahannya, bahkan definitif pilihan katanya bodoh. Sebab, tidak semua bisa presiden bisa melakukan hal tersebut.
“Presiden-presiden sebelumnya ada yang marah, tapi dia tidak pernah tunjukin hidung, ada juga yang tidak pernah marah senyum-senyum tapi tindakannya dahsyat,” kata Mustafa Kamal.
“Kalau beliau ini diungkapkan semuanya pakai detail sekali lalu kemudian, ya kita berharap bahwa ini bukan omong omong saja, tapi memang ada aksi yang riil,” lanjutnya.
Baca Juga: Jokowi Marahi Menkes, Mentan hingga TNI-Polri yang Masih Beli Produk Impor: Jangan Diteruskan!
Mustafa lebih lanjut menambahkan, seyogyanya dengan kemarahan Presiden Jokowi kepada sejumlah menteri hingga Dirut BUMN yang disebut tidak hanya malu tapi harus mundur dari jabatannya.
“Kalau di negara-negara lain dikritik oleh rakyat melakukan kelalaian sedikit saja mundur. Ini presidennya sendiri tunjuk hidung, namanya disebut, barang disebut, tempat harus beli disebut, kan harus malu dong menteri-menteri itu, dirut BUMN, kepala-kepala daerah, malu dong,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Mustafa, Presiden Jokowi sampai menggunakan kata bodoh untuk mengungkapkan kejengkelan dan amarahnya secara terang benderang.
“Kalau sudah disebut bodoh, itu kalimat yang saya kira di DPR aja susah diucapkan itu pada menteri-menteri, apalagi masyarakat diancam dengan UU ITE penghinaan kepada negara nanti ada pasal pencemaran nama baik, ada banyak para aktivis yang dilaporkan pencemaran nama baik kalau menyebut nama bodoh, tapi Presiden bebas menyebut kata bodoh,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.