JAKARTA, KOMPAS.TV - Penggunaan kembali minyak jelantah berisiko meningkat setelah harga minyak goreng melambung naik beberapa pekan terakhir.
Menggunakan minyak jelantah bukan solusi mengatasj langka dan mahalnya minyak goreng mengingat bahaya kesehatan yang mengintai di baliknya.
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang digunakan berulang kali hingga berubah warna dari kuning jernih menjadi kecoklatan atau kehitaman.
Minyak dikatakan jelantah apabila apabila telah dimasak lebih dari tiga kali atau warna minyak berubah menjadi kehitaman.
Peneliti di Pusat Riset Kimia Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yan Irawan menjelaskan bahwa bahaya minyak jelantah antara lain meningkatkan kolesterol.
Baca Juga: Cara Membuat Minyak Goreng dari Kelapa, Bisa Jadi Alternatif Saat Harga Migor Naik
Minyak jelantah mengandung asam lemak bebas yang menyebabkan kolesterol dan memicu penyakit jantung.
“(Bahaya minyak jelantah atau minyak goreng bekas) kolesterol yang disebabkan oleh kandungan asam lemak bebas. Yang pada akhirnya berisiko terhadap penyakit jantung,” ujar Yan, dikutip dari Kompas.com.
Tidak hanya itu saja, berikut bahaya minyak goreng jelantah atau bekas, melansir NDTV, Senin (28/3/2022).
Minyak jelantah mengandung lebih banyak karsinogenik, senyawa yang menyebabkan kanker.
Penelitian menunjukkan, memanaskan ulang minyak dapat menghasilkan aldehida, elemen beracun.
Sumber : Kompas.com/NDTV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.