JAKARTA, KOMPAS.TV – Kanker ovarium dimulai pada organ wanita yang menghasilkan telur. Pada umumnya, masalah kesehatan ini seringkali muncul bersama dengan tanda dan peringatan. Namun, banyak yang tidak menyadari bahkan cenderung abai.
Terkait hal ini, dr. Niti Raizada, direktur onkologi hemato dari Rumah Sakit Fortis, Richmond Road, Bangalore, India mengatakan, ada beberapa tanda dan gejala halus yang dirasakan oleh pasien.
Beberapa gejala umum yang diderita pasien kanker ovarium antara lain, perut kembung, gangguan pencernaan, mual, perubahan kebiasaan buang air besar, penurunan berat badan drastis, kelelahan, ketidaknyamanan di panggul, sakit punggung, frekuensi buang air kecil meningkat serta menstruasi yang tidak teratur.
Selain itu, ada juga tanda seperti kesulitan makan, terdapat cairan di perut yang disebut asites, serta masalah buang air kecil lain. Namun, gejala ini saat seseorang sudah berada di stadium lanjut atau kanker telah menyebar ke panggul dan perut.
"Sayangnya, tidak ada gejala pada tahap awal. Ketika kanker terkandung di ovarium, itu adalah yang paling mudah untuk diobati," ujar Raizada dilansir Indian Express, Senin (28/3/2022).
Diterangkan juga bahwa setiap perempuan yang memiliki indung telur berisiko terkena kanker ovarium. Tentu, dengan beberapa faktor pemicu yang meningkatkan kanker ovarium ini.
Baca Juga: Perut Kembung Jadi Salah Satu Gejala Awal Kanker Ovarium? Ini Penjelasannya
Oleh karena itu, ada sejumlah cara untuk mengurangi risiko penyakit ini, di antaranya:
Karsinogen adalah zat yang mampu menyebabkan kanker. Zat seperti bedak, dalam hal ini bedak bayi, deodoran vagina, dan riasan diketahui memiliki hubungan dengan risiko kanker.
Olahraga mingguan dan diet sehat adalah hal yang paling penting. Banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayuran dan makanan yang kaya vitamin D. Berolahraga 30-40 menit setiap hari juga dapat mengurangi risiko hingga 20 persen.
Menghindari penggunaan dan paparan produk tembakau tidak hanya dapat menurunkan risiko kanker ovarium, tetapi juga banyak jenis kanker lainnya. Selain itu, membatasi konsumsi alkohol adalah juga merupakan langkah yang terbaik.
Beberapa penyakit kanker ovarium terkait dengan perubahan genetik dan keluarga dengan beberapa kasus kanker payudara dan ovarium. Salah satu mutasi penting tersebut disebut BRCA1 (gen kanker payudara 1) dan BRCA2 (gen kanker payudara 2).
Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga melalui pemeriksaan dapat membantu menerapkan strategi pengurangan risiko. Metode skrining ini termasuk USG trans-vaginal dan serum Ca125 (tes darah). Alat skrining umumnya non-invasif
Wanita yang telah melahirkan setidaknya satu anak, terutama sebelum usia 30 tahun, memiliki risiko lebih rendah terkena kanker ovarium dan bahkan kanker payudara. Menyusui juga diketahui menurunkan risiko.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.