"Kami menemukan adanya dugaan aset hingga ratusan miliar," ungkap Dirtipedksus Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan kepada Program AIMAN KompasTV.
Luar biasa, laporan dari 14 korban saja, sudah mencapai Rp25 miliar. Asetnya ratusan miliar, lalu berapa nilai transaksi dari bisnis investasi bodong Indra Kenz? Bisa jadi mencapai triliunan rupiah.
Kita coba tambahkan, untuk kasus serupa, dengan nilai yang lebih kecil, yakni Doni Salmanan, jumlah pengikutnya (member) yang berada di satu grup telegram atas dugaan investasi bodong ini saja mencapai 25 ribu.
Ini betul - betul bisnis sangat besar, sayangnya bodong, melanggar hukum, dan belakangan terindikasi perjudian.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) padahal sudah memblokir akun bisnis bodong yang bernama Binomo sejak 2019. Namun karena tingginya permintaan, mereka tetap bergerak dan menawarkan bisnis ilegalnya.
"Jadi 2019, Satgas Waspada Investasi sudah menghentikan kegiatan Binomo karena diduga merupakan ilegal yang menawarkan kegiatan perdagangan berjangka komoditi ilegal di Indonesia," ungkap Tongam Lumban Tobing, Ketua Satgas Waspada Investasi OJK, seperti dikutip dari Kompas TV.
"Nah, dalam perjalanannya memang ini pemblokiran dan juga pengumuman kepada masyarakat mengenai investasi ilegal ini tidak cukup efektif. Karena memang dengan kemajuan teknologi digital, Binomo ini bisa saja melakukan kegiatan-kegiatan melalui media sosial atau menggunakan influencer-influencer untuk memasarkan produknya," tambah Tongam.
Rata-rata data yang Tim Aiman dapatkan, 1 member, alias pengikut bisnis online trading, menyetor sekitar Rp5 juta hingga bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Pusat Pelaporan & Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkapkan kepada saya di Program AIMAN, bahwa total dari bisnis bodong investasi berkedok online trading saham, mata uang asing, hingga yang populer yakni mata uang Kripto, mencapai triliunan rupiah.
Kini pertanyaannya, mungkinkah Indra Kenz alias Indra Kesuma, seorang pemuda yang baru lulus kuliah sejak usia 22 tahun menjadi bagian dari perekrut Binomo sejak 2019, menjadi pemain utama bisnis yang berkedok perjudian dengan nilai fantastis ini?
Jawabannya, pasti tidak mungkin!
Kasus ini membuka ada pihak lain yang lebih besar yang berada di balik Indra Kenz.
Perilaku Indra Kenz yang pandai berkata-kata di media sosial, memunculkan ketertarikan bagi pihak besar ini untuk menjadikannya afiliator alias perekrut investasi bodong ini.
Apalagi belakangan dengan cerita dari Indra, bahwa dirinya merupakan mantan "orang susah", lalu berubah seketika dengan bisnisnya, dan memiliki harta, uang, rumah, kendaraan yang fantastis. Drama yang memainkan emosi para pengikutnya.
Hasil penelusuran tim Aiman, yang mengutip dari Komisi Keuangan Internasional (IFC), menemukan pusat data Binomo ada di Barbados sebuah negara di Laut Karibia, Amerika Utara, yang dikenal dengan negara tax haven, atau negara dengan pajak sangat-sangat rendah.
Dari sini saja sudah bisa tercium, mereka yang terlibat bukan sembarang, karena mengetahui di mana tempat yang "tepat" untuk membuat bisnis yang sungguh besar, "minim potongan"!
Saya gabungkan dengan data dari Kepala PPATK yang saya wawancara di program AIMAN, Ivan Yustiavandana, bahwa ada aliran dana ke sejumlah orang di sejumlah negara terkait bisnis bodong ini. Di antaranya adalah Australia, China, dan Amerika Serikat.
Siapa mereka? Tentu perlu penyelidikan lebih lanjut.
Tapi yang pasti ada sosok-sosoknya yang berada di Indonesia, sejalan dengan penyelidikan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi & Khusus Bareskrim Polri.
Satu kata, ungkap!
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.