JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah mengimbau kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim untuk tak hanya berdiam diri melihat konflik yang terjadi di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Diketahui konflik di ITB terjadi antara Forum Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen SBM ITB dengan Rektor ITB akibat dicabutnya hak swakelola SBM ITB oleh Rektor ITB.
Baca Juga: Klaim Rektor ITB Cabut Hak Swakelola Tanpa Dialog, Jajaran Dekanat SBM Ajukan Pengunduran Diri
"Mendikbudristek segera mengambil tindakan agar konflik yang terjadi tidak berkepanjangan. Mendikbudristek adalah anggota Majelis Wali Amanat (MWA) ITB dan salah satu tugas dan wewenang MWA ITB berdasarkan PP Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta ITB adalah menangani atau mengambil keputusan tertinggi penyelesaian atas masalah-masalah yang ada di dalam ITB (pasal 20 ayat 3)," kata Himmatul kepada wartawan, Jumat (11/3/2022).
Politikus Partai Gerindra itu meminta pihak-pihak yang berkonflik agar segera mengakhirinya sehingga mahasiswa mendapat pelayanan pendidikan sebagaimana mestinya.
"Tidak dipenuhinya pelayanan pendidikan kepada mahasiswa akibat konflik yang terjadi bertentangan dengan statuta ITB sendiri. Pasal 41 ayat (1) Statuta ITB berbunyi: setiap mahasiswa mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan pendidikan serta fasilitas pendukung untuk menjamin kelancaran proses pembelajaran," ujarnya.
Baca Juga: Forum Dosen SBM ITB Rasionalisasi Pelayanan, Mahasiswa Diminta Belajar Secara Mandiri
Ia menyebut, sebagai komunitas yang memiliki tradisi ilmiah dengan mengembangkan budaya akademik, sudah seharusnya konflik yang terjadi dapat segera diatasi. Namun, asalkan pihak-pihak yang terlibat mengedepankan nilai, norma, dan tindakan yang selaras dengan azas-azas pendidikan tinggi, seperti penalaran, kejujuran, keadilan, kebajikan, dan tanggung jawab.
"Sehingga upaya ITB dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora dapat terus berjalan," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Dr Naomi Haswanto dalam rilisnya, Rabu (9/3/2022), menyebut ada dua hal utama yang sedang dibenahi oleh ITB, yakni integrasi sistem manajemen dan pengembangan human capital management.
"Hampir genap dua tahun ada dua hal utama yang sedang dibenahi secara internal ITB, yaitu integrasi sistem manajemen (pengelolaan keuangan yang terintegrasi) dan pengembangan human capital management," katanya.
Pelaksanaan dua kegiatan ini, lanjutnya, membutuhkan keinginan dan partisipasi aktif dari semua unit di lingkungan ITB, baik fakultas maupun unit kegiatan pendukung.
Baca Juga: PKS Desak Nadiem Makarim Evaluasi Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka 100 Persen
Naomi juga menyebut tengah dilakukan dan menuntut adanya sikap positif, keterbukaan, dan kesediaan untuk maju bersama.
"Kami sudah pecahkan masalah selama masa transisi dan diterapkan secara bertahap mencakup remunerasi dan kebutuhan dana operasional masing-masing fakultas dalam mencapai Renstra fakultas. Lalu, integrasi sistem yang mengakomodasi keragaman itu menjadi mutlak," kata Naomi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.