JAKARTA, KOMPAS.TV - Agresi militer Rusia, apapun motifnya, tidak akan menyelesaikan masalah secara mendasar.
Agresi ini justru menimbulkan perlawanan yang semakin kuat dari pihak Ukraina dengan berbagai akibatnya.
Begitu kata Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Jakarta, Sudarnoto Abdul Hakim menilai krisis Rusia Ukraina yang sudah berjalan lebih dari sepekan, sejak 24 Februari 2022.
Baca Juga: Masuk Hari ke-10, Ini Kronologi dan Sederet Peristiwa Penting sepanjang Perang Rusia-Ukraina
Menurutnya, pengalaman sejarah di banyak tempat telah menunjukkan, perlawanan terhadap agresi akan dilancarkan tidak saja oleh militer.
Akan tetapi akan melibatkan elemen masyarakat yang luas. Hal tersebut saat ini sedang dilakukan pemerintah Ukraina, yaitu menyerukan atau memobilisasi kepada semua warga sipil, apapun agamanya, untuk ikut terus melawan membela tanah air dari agresi militer Rusia.
Sudarnoto menyatakan, semangat heroisme, patriotisme, nasionalisme saat ini sedang diperkuat di Ukraina untuk melawan dan juga mengalahkan serta menghancurkan militer Rusia.
"Karena itu, pendekatan agresif-militeristik ini tidak sekadar akan menghancurkan banyak hal akan tetapi juga tidak akan menyelesaikan persoalan pokok yang dihadapi oleh Rusia dan Ukraina," ujarnya dalam pesan tertulis, Sabtu (5/3/2022).
Baca Juga: Tolak Berlakukan Zona Larangan Terbang, Presiden Ukraina Kecam NATO Sebut Beri Lampu Hijau Pemboman
Sudarnoto menilai, sejatinya negara besar seperti Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya yang tergabung dalam NATO, mampu mengendalikan diri dan tidak perlu memanas-manasi situasi sehingga memperlanggeng persengketaan Rusia-Ukraina.
Kepentingan perdamaian, ketertiban dan keadilan global haruslah menjadi kunci bagi negara seperti Amerika Serikat di dalam menyelesaikan konflik-konflik di berbagai tempat termasuk Rusia-Ukraina.
Di sisi lain, Indonesia memiliki peran yang lebih strategis dan taktis untuk ikut serta mengupayakan perdamaian Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina: Dampak bagi Indonesia, Harga Mi Instan, Pupuk hingga Bunga Kredit Bisa Naik
Sebagai sahabat Rusia dan Ukraina, Indonesia berpeluang besar untuk meyakinkan Rusia agar menghentikan serangan terhadap Ukraina, dan duduk bersama dengan Ukraina kembali membahas dan melaksanakan langkah-langkah perdamaian.
Pengalaman kesepakatan damai yang dilakukan di berbagai negara yang bertikai menunjukkan bahwa kepercayaan sangatlah penting, jangan ada satupun yang mengkhianati.
"Bangsa Indonesia tetap berkomitmen untuk menciptakan perdamaian abadi di manapun dan karena itu langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah RI sangatlah berarti dalam menghentikan pertempuran Rusia-Ukraina," ujar Sudarnoto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.