JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Yusmada Faizal, menjelaskan alasan tidak menambah daya tampung drainase di Jakarta.
Hal ini menanggapi ungkapan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang mengatakan banjir di Jakarta disebabkan oleh luapan hujan yang tidak mampu ditampung oleh kapasitas drainase saat ini yakni 100 milimeter.
"Jadi ketika orang merancang saluran itu dirancang berdasarkan curah hujannya berapa, namanya curah hujan rencana, dapatlah kapasitas rencana," jelas Yusmada kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (1/3/22).
Baca Juga: Ada 22 Titik Banjir di Kota Serang Banten, Ini Daftarnya
Biasanya, lanjut dia, saluran drainase didesain untuk hujan di bawah 50 milimeter yang membutuhkan saluran selebar dua meter.
Maka, jika ingin drainase berkapasitas 100 milimeter, dibutuhkan saluran drainase dengan panjang dua kali lipat.
Yusmada mengatakan, sangat jarang ada drainase di kota-kota besar yang dirancang untuk menampung luapan air hujan ekstrem dengan intensitas tinggi. Drainase di kota-kota besar dibangun berdasarkan curah hujan normal.
"Kenapa nggak diperbesar? Soalnya tidak ada di dunia ini didesain berdasarkan hujan ekstrem, bukan tidak ada, tapi itu peluang yang terjadinya sekali setahun," ujar dia.
Akibatnya, jelas dia, pada kondisi intensitas hujan lebat maka akan terjadi luapan.
"Ketika dia meluap bagaimana cara mengatasinya agar cepat surutnya, itu yang paling penting," kata dia.
Baca Juga: Dampak Banjir Kota Serang, BPBD: 10 Perumahan Terendam, Ketinggian Air Capai 5 Meter
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.