JAKARTA, KOMPAS.TV – Sebuah studi oleh aplikasi pelacak Zoe COVID yang berbasis di Inggris, menemukan gejala baru yang dikeluhkan oleh pasien Omicron.
Gejala baru yang dikeluhkan pasien Omicron tersebut berkaitan dengan gejala gastrointestinal, seperti diare, tidak nafsu makan, dan sakit perut.
“Belum tentu gejala yang ditimbulkan Omicron lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya. Mayoritas penduduk Inggris saat ini sudah divaksinasi dua atau tiga kali, yang memiliki efek perlindungan kuat terhadap penyakit parah dan rawat inap,” ujar Zoe COVID.
Gejala paling umum dan banyak dilaporkan oleh mayoritas pasien Omicron antara lain pilek, sakit tenggorokan, nyeri tubuh yang parah, kelelahan, dan sakit kepala parah.
Baca Juga: Tak Injak Rem saat Covid-19 Naik, Luhut: Masyarakat Jangan Berpikir Pemerintah Anggap Enteng Omicron
Saat ini, pasien Covid yang mengalami gejala umum dari virus Corona menjadi lebih sedikit, seperti batuk, demam, dan kehilangan penciuman.
Gejala yang bervariasi dari setiap orang kemungkinan besar bergantung pada status vaksinasi, kekebalan tubuh, penyakit penyerta, dan lainnya.
Rentang gejala semakin meluas, menyebabkan diagnosis penyakit menjadi lebih sulit.
Pakar penyakit menular terkemuka Organisasi Kesehatan Masyarakat (WHO) Dr Maria Van Kerkhove menegaskan, perbedaan dari individu yang mendapatkan satu dosis vaksin, dua dosis, atau tiga dosis sangat signifikan.
“Ada pengurangan yang signifikan dari rawat inap dan kematian di antara meraka yang divaksinasi,” seperti dikutip dari Live Mint, Senin (14/2/2022).
“Saya pikir vaksinasi salah satu faktor terbesar yang benar-benar penting,” tuturnya.
Van Kerkhove juga menyampaikan, orang yang terinfeksi Omicron dapat mempunyai berbagai gejala, tapi ada yang sama sekali tidak menunjukkan gejala tertentu.
Beberapa orang dapat mengembangkan penyakit parah, bahkan varian terbaru yang masuk daftar variant of concern (VoC) WHO ini juga sudah menimbulkan kematian.
Baca Juga: Omicron Tak Terbendung, Dekati Puncak Gelombang Delta
“Rata-rata kita tahu bahwa risiko rawat inap lebih rendah jika terinfeksi Omicron dibandingkan Delta. Tapi ini tidak berarti Omicron merupakan penyakit ringan,” ujar Van Kerkhove.
Menurutnya, selama gelombang Omicron, kematian selama 5 minggu berturut-turut mengalami peningkatan.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.