Selain itu, dia juga menuturkan tingkat rawat inap rumah sakit dan tingkat kematian akibat Omicron masih jauh lebih rendah daripada periode Delta.
Luhut menjelaskan, pada Senin kemarin, Bed Occupancy Ratio (BOR) yang dipublikasikan oleh pemerintah sebenarnya belum mencerminkan kapasitas maksimum.
"Misalnya tempat tidur yang disiapkan di Jawa – Bali hari ini (Senin) hanya sekitar 55 ribu di mana terisi 21 ribu tempat tidur sehingga akan terlihat BOR saat ini di angka 39%," ucapnya.
"Bila menggunakan kapasitas maksimal diangka 87 ribu tempat tidur seperti saat Delta, maka BOR hari ini di Jawa Bali hanya terisi sekitar 25% saja," tuturnya.
Angka tersebut, kata dia, masih jauh di bawah standar memadai dari organisasi kesehatan dunia atau WHO, yakni sebesar 60%.
“Satu catatan lainnya adalah terkait tingkat kematian. Pada tingkat kasus harian yang sama pada 13 Februari lalu sebanyak 44 ribu kasus, tingkat kematian harian pada periode Delta mencapai lebih dari 1.000 kematian per hari berbanding dengan 111 yang terjadi kemarin,” kata Luhut.
Kendati demikian, Luhut menegaskan hal itu tidak mengurangi kehati-hatian pemerintah dalam menghadapi Omicron,
"Data ini harus dipahami untuk tidak memperlakukan omicron sama dengan peridoe delta yang lalu," ujarnya.
Dia juga meminta masyarakat tidak perlu terlalu panik ketika kasus naik cukup tinggi atau ketika di sekitar kita mulai banyak orang-orang terdekat yang terkena infeksi dari varian ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.